Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

2.Patung Penolak Bala atau Pengawal Kampung.

Pada zaman prasejarah kita temukan aneka bentuk seni patung yang fungsinya sebagai penolak bala, atau sebagai media komunikasi dengan alam gaib. Patung-patung nenek moyang yang dianggap sebagai penyelamat sesuai dengan kepercayaan dipuja dan di-hormati. Patung-patung berbentuk polos, sederhana, namun ungkapannya cukup memberikan kesan yang kuat. Patung menurut kepercayaan mereka diciptakan sebagai pencerminan kembali dari kehidupan jiwa manusia atau dengan kata lain sebagai perwujudan nenek moyang, para leluhur yang mempunyai kekuatan gaib yang dapat melindungi mereka dari gangguan roh jahat atau gangguan-gangguan lain yang datang dari luar.
Bentuk patung penolak bela mempunyai nama berbeda-beda menurut daerahnya masing-masing. Batak Toba menyebutnya janggol, singa-singa atau jaga dompak. Di daerah Simalungun dinamai bohi-bohi. Patung lain yang fungsinya hampir bersamaan disebut patung Penghulu Balang. Oleh masyarakat Karo dinamai Pulu Balang.

(sebagai glossery).

Patung palu Balang boleh jadi diartikan patung yang fungsinya dapat menjaga/melindungi warganya di kampung dari gangguan-gangguan jahat yang datangnya dari luar batas wilayah.
Di daerah Karo selain patung Pengulu Balang, ada juga patung Pagar Jabu, yang fungsinya juga sebagai penolak bala.

39