Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/59

Halaman ini tervalidasi

buahan itu dan karena itu ia memanjat pohon itu. la memetik beberapa buah dan memakannya. Akan tetapi seketika itu juga ia ditelan oleh pohon itu dan menjadi satu dengan pohon itu. Hanya kepalanya masih kelihatan. Saudaranya menunggu sampai sore dalam kebimbangan mengenai nasib saudarinya itu dan kemudian pergi ke hutan untuk memeriksanya dimana dia memanggil-manggil namanya dengan suara nyaring. Dekat pohon itu panggilannya disahut oleh putri/gadis itu dan sesudah ia dekat putri/gadis itu mengatakan padanya bagaimana ia seolah-olah telah ditelan pohon itu. Si Aji Donda Hatahutan memanjat pohon itu akan tetapi ia juga dihisap hingga meresap dan bersatu dengan pohon itu. Keduanya mereka itu menjerit-jerit untuk minta tolong, akan tetapi suara mereka itu hilang dalam gelap gulita itu.

Besok pagi berikutnya anjing mereka datang berlari-lari. Binatang itu meloncat ke pohon itu dan anjing itu juga ditelan kayu itu dan hanya kepalanya saja yang tinggal kelihatan. Guru Hatiabulan sebagaimana biasa datang membawa makanan untuk anak-anaknya itu. Ketika ia sudah tidak melihat mereka itu maka ia mengikuti jejak kaki putrinya itu dan sesudahnya sampai ke pohon itu dimana ia melihat hanya kepala anak-anaknya dan kepala anjing itu. Ia sangat bersusah hati.
Kemudian Guru Hatiabulan pergi mencari seorang tukang sihir dan menemui seorang bemama Datu Permanuk Koling. Datu itu datang ke pohon itu disertai dengan banyak orang dari tempat jauh dan dekat, karena kejadian itu telah ketahuan dimana-manapun. Seperangkatan alat gung dijeput dan Datu itu memulai pekerjaanya. Ia menggemakan doa-doa mantra untuk mengusir roh-roh itu dengan baik dan membuat apa saja yang dapat mematahkan sihir itu. Setelah upacara yang diperlukan selesai ia memanjat pohon itu. Akan tetapi ia juga di telan.
Dengan hati bingung Guru Hatiabulan dan para pemotong kembali ke rumah mereka. Mereka tidak putus asa, akan tetapi pergi dan mencari seorang Datu yang lain. Seorang ahli/tukang sihir, agung ditemukan nama Marangin Bosi atau Datu Mallatang Malliting. Orang ini pergi ke pohon itu akan tetapi ditelan juga. Kini Datu boru Si Baso Bolon datang di pohon itu. la ditelan juga. Begitu juga terjadi atas diri Datu Horbo Marpaung dan Datu Si Aji Bahir atau Joma So Begu yang separuh manusia separuh setan. Seekor ulat telah tertelan pula.

50