Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/87

Halaman ini tervalidasi
  1.    Gaya Seni Patung Primitif Batak Menurut Daerahnya.

    Di penghujung abad XX ini kesenian tradisional Batak khusus­nya seni patung tidak begitu banyak dibicarakan. Hal itu disebabkan patung-patung hasil karya peninggalan nenek moyang banyak yang sudah punah di samping senimannya sendiri tidak kreatif lagi. Boleh jadi disebabkan di daerah Batak pada umumnya sudah banyak yang memeluk agama Islam dan Kristen, sedang agama permalim awal dari anutan suku Batak sudah jarang menganutnya, akibatnya dide­sak oleh agama baru itu.

    Kemungkinan-kemungkinan lain boleh jadi penilaian terhadapkesenian rakyat tradisional dianggap sudah tidak sesuai lagi dalam lingkungan masyarakat Batak yang hidup di alam modern sekarang ini.

    Di lain hal khusus seni patung dianggap suatu hambatan pula bagi perkembangan agama Islam dan Kristen, sebab patung-pa­tung yang masih ada dapat menyebabkan timbulnya kembali pemu­jaan terhadap nenek moyang.

    Oleh karenanya patung-patung peninggalan nenek moyang awal lari pemujaan terhadap yang lebih tinggi banyak yang dimusnahkan.

    Kendatipun demikian bagi suku Batak yang masih fanatik ter­hadap leluhurnya, seni patung berkembang terus, justeru menampil­kan kembali leluhur nenek moyang, baik berupa patung atau tugu yang tetap dianggap sebagai suatu pekerjaan yang sangat mulia.

    Penampilan patung-patung masa kini sebagai lambang perwu­judan kembali rupa nenek moyang, bentuk dan gayanya lebih meng­rah kepada gaya naturalis. Sedang patung yang bergaya primitif ke­hadirannya hanya pada waktu dibutuhkan, misalnya dalam mengisi upacara-upacara adat tampa fungsi yang asli, seperti misalnya pe­nampilan sigale -gale pada upacara penyambutan hari-hari besar Nasional dan lain-lain.

    Kebudayaan daerah dengan segala jenis corak dan gaya itu tam­pak mempunyai ciri-ciri khas yang membedakan satu daerah suku dengan yang lain. Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah dimana suku-suku Batak itu berada, kiranya sejak dahulu berkembang seba­gaimana yang kita lihat dan hayati sekarang ini yakni patung-patung dari sisa-sisa peninggalan karya seni rupa nenek moyang.

    Kehadiran patung primitif tersebut itu memberikan inspirasi

78