Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

Sejak 1983 dikenal sebagai orang yang setia membacakan sajak-sajaknya di setiap kegiatan kesenian. Tahun 1984 turut serta bermain di Opera Cindua Mato garapan Azif Basir pada pembukaan Pekan Budaya Sumbar dan Penutupan Konferensi Menteri Penerangan Negara-Negara Nonblok di Jakarta. Sebuah puisinya Eluslah dipakai oleh Gusmiati Said untuk mendukung suatu pagelaran tari di Gedung Kesenian Jakarta. Sebagian karyanya berupa puisi telah dibukukan.

Sebuah kumpulan puisinya diberi judul Layang-Layang Darek (1997). Kumpulan puisi ini berisi 40 buah puisi yang ditulis sejak tahun 1972—1995. Sebuah karyanya dipublikasikan dalam bentuk antologi puisi bersama alm A. Chaniago H.R. tahun 1992 yang diberi judul Antologi Puisi Rindu dan Bayang-Bayang Putih.

Karyanya antara lain:

  1. Antologi Puisi Rindu dan Bayang-Bayang Putih (bersama alm. A. Chaniago H.R. tahun 1992)
  2. Kumpulan Puisi Layang-Layang Darek 1997