Halaman:Serat Siksa Kanda Karesian 1992.pdf/21

Halaman ini belum diuji baca

14

Mulut janganlah asal berbicara karena akan merupakan pintu bencana di dasar kenistaan neraka; namun jika berbaik-baik tentu akan mendapat keutamaan yang berasal dari mulut.

Tangan janganlah sembarang ambil, karena akan merupakan pintu bencana di dasar kenistaan neraka; namun jika berbaik-baik tentu akan mendapat keutamaan yang berasal dari tangan. Kaki janganlah asal injak karena akan merupakan pintu bencana di dasar kenistaan neraka; namun jika berbaik-baik kita akan mendapat keutamaan yang berasal dari kaki.

Dubur atau vagina janganlah dipakai hubungan seksual homo karena merupakan pintu bencana di dasar kenistaan neraka; namun jika berbaik-baik tentu akan memperoleh keutamaan yang berasal dari tumbung. Vagina dan penis jangan dipakai berjinah karena akan merupakan pintu bencana di dasar kenistaan neraka; namun jika berbaik-baik kita akan memperoleh keutamaan yang berasal dari baga purusa (vagina dan penis). Ya demikianlah disebut Dasakerta, sudah membaikkan pintu yang sepuluh, sempurnalah perbuatan orang banyak. Demikian pula perbuatan sang raja.

Inilah yang disebut dasaperbakti; anak berbakti kepada ayah; istri berbakti kepada suami; hamba berbakti kepada majikan; siswa berbakti kepada guru; petani berbakti kepada wado[1]; pembimbing petani berbakti kepada mantri; mantri berbakti kepada nu nangganan[2]; nu nangganan berbakti kepada mangkubumi; mangkubumi berbakti kepada raja; raja berbakti kepada dewata; dan dewata berbakti kepada hyang. Ya itulah yang disebut dasa perbakti namanya.

Inilah yang harus dilaksanakan, amanat Sang Sadu gati (yang budiman sejati). Puji dan sembahku kepada Siwa, hormatku kepada Sanghyang Pancatatagata; panca berarti 'lima', tata ber-

  1. wado (wadwa) adalah prajurit yang memimpin petani melakukan kerjabakti untuk raja yang berkuasa.
  2. nu nangganan adalah pejabat negara yang bertanggung jawab langsung kepada patih atau mangkubumi, 'yang menangani'.