Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/112

Halaman ini tervalidasi

94

toewan dokter dan njonja Fi, soepaja djangan bertambah soesah hati si sakit itoe.

Si Djamin menangis tersedoe-sedoe sampai pingsan poela sekali lagi. Akan tetapi setelah sedjoeroes, parasnja beroebah mendjadi terang dan djernih.

Pada moekanja terbajanglah kesoekaan dan dengan senjoem pada bibirnja ija mengoeloerkan kedoewa belah tangannja keatas, seraja berkata: ,,Iboekoe! Iboekoe jang tertjinta!"

Sekali lagi ija memboekakan matanja seraja memberi tanda dengan tangannja, soepaja adiknja Djohan datang dekat kepadanja.

Sekali lagi ija mengoetjapkan terima kasih kepada njonja Kong Soei. Kemoedijan ija memegang tangan adiknja, seraja berkata: „Adikkoe, Djohan! sekarang saja pergi. . . . . bersama-sama dengan iboe kita. . . . . . Djangan adikkoe soesah. . . . . . kita bertjerai. . . . . . kita ber- temoe djoega. Selamat. . . . . . selamatlah adikkoe Djohan, jang tertjinta." Dengan perkataan ini si Djamin menarik tangan saudaranja dan memeloek dan mentjijoem adiknja itoe.

Maka berlinang-linanglah air mata toewan dokter serta mandoer jang berdiri disitoe dan njonja Fi tijada berhenti lagi menjapoe air matanja dengan sapoe-tangannja.

„Sampaikan salam dan tjijoemkoe kepada ajah,” kata si Djamin, seraja ija mentjijoem si Djohan sekali lagi. Kemoedijan ija melihat keatas seraja berkata :

„Allah jang maha moelija! Koeserahkan badan dan djiwakoe kepadamoe. Peliharakanlah hambamoe ini dalam rahmatmoe...."

Soewara Djamin tijada kedengaran lagi, hanja moeloetnja sadja jang masih bergerak-gerak, karena ija meminta do'a, sebagai jang diadjarkan oleh iboenja di hari hidoepnja iboe jang berboedi itoe," tijada pernah diloepakannja, sekalipoen di Taman Sari, sedang di'azab dan disiksa mak tirinja itoe.

Sekalijan jang berdiri berkeliling tempat-tidoer itoe berdijam diri, tijada jang bertjakap atau memandang kekanan atau kekiri. Masing-masing hendak menahan air matanja, akan tetapi sija-sija sadja, karena perkataan jang didengarnja dan perboewatan jang dilihatnja itoe menjedihkan dan memiloekan hati. Si mandoer, jang bijasa melihat kedjadian jaug seroepa itoe, lagi menggigit bibirnja akan menahan tangisnja, apa lagi njonja Kong Soei, se-