Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/126

Halaman ini tervalidasi

108

Apa kita poenja perdjandjian?

Djawab: Lantaran penjindir dan rasa badan djadi malas, koeroes, sakit d.l.l. serta di katakan orang bangkai dan saja dipermaloekan tidak poenja pikiran, nah! dari sekarang saja berdjandji tidak maoe mengisap madat lagi se'oemoer hidoep saja.

Kalau tidak membeli, artinja kalau ada jang memberi, apa maoe menerima madat itoe ?

Djawab: Soedah mengerti! Bijar saja diberi seandenja 1 pikoel madat berharga beriboe-riboe roepijah, saja tidak maoe! Tidak maoe!! Sebab saja poenja diri kalau tjelaka sampai mati, tidak boi&h diteboes atau diganti djiwa itoe dengan beratoes-ratoes pikoel madat. Ada-ada sadja! Boekan kita orang sijang dan malam meminta soepaja: Selamat, senang dan pandjang 'oemoer! Tentoe saja tidak maoe, bijar dapat madat tidak dibelipoen djoega.

Besar pengharapan penoelis, soepaja kita orang berdjandji dengan soenggoeh-soenggoeh djangan sampai tergoda dan kepingin lagi ketemoe atau mengisap madat.

Nah! Sampai disini penoelis bertemoe dan memberi sedikit „Penghiboer hati” jang mandjoer. Moga-moga lantaran nasihat Penghiboer hati ini kita selamat, senang dan pandjang 'oemoer serta diindahkan oleh sesama manoesia.

Tabik dan hormat penoelis

J. PAIMIN

Slakas Tasikmalaja.


————