Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/20

Halaman ini tervalidasi

12

sama di tempat tidoer jang sempit itoe. Badannja terpaloet dengan badjoe kojak- kojak dan tjelana bertambal-tambal, serta dengan kotornja dan ditoetoep dengan sehelai selimoet ketjil tjompang-tjamping. Keadaan jang seroepa itoe, tjoekoeplah menjatakan, bahwa meréka itoe hidoep tijada terpelihara. Sesoenggoehnja lebih sengsara daripada binatang jang hidoep didalam hoetan rimba belantara. Djika héwan, masih dipeliharakan djoega oléh indoeknja, tijada ditjeraikannja melainkan sesoedah besar, dan tjakap mentjari makan sendiri.

Hoedjan jang lebat itoe semangkin lama semangkin koerang akan tetapi angin bertijoep dengan hébatnja, sehingga malam itoe mendjadi amat dinginlah. Maka berkata si Djohan kepada saudaranja:

„Bang! Marilah rapat kemari; mata saja tijada maoe tertidoer karena saja sangat kedinginan.”

Dengan perlahan-lahan si Djamin merapatkan dirinja. Selimoet ketjil itoe ditoetoepkannjalah kepada adiknja, hanja sepoentja sadja diambilnja oentoek menjelimoeti dirinja. Selimoet jang ketjil itoe tijada tjoekoep akan melindoengi daripada angin jang dingin itoe; akan tetapi meskipoen tijada memadaï , baik djoega daripada tijada.

„Tadi pagi bapak datang kemari!” kata si Djohan, seraja berbalik menghadapi si Djamin. „Ah, ija maboek betoel, sampai saja takoet sekali melihatkan dija. Doewa kali saja ditendangnja; emakpoen ditendangnja poela.”

„Mengapa engkau katakan emak, Djohan?” sahoet si Djamin; „perempoewan itoe boekan emak kita. Sekali-kali tidak. Emak kita soedah mati, soedah doewa tahoen. Adoeh, ija itoe amat sajang kepada kita; kita diberinja makan sedap-sedap; kalau soedah malam kita diantarkannja ketempat tidoer, ditidoerkannja. Dan sekali-kali boekan diatas tikar, dan bantal jang seroepa ini, o, tidak, tidak ........... Habis makan malam kerap kali ija bertjeritera; bagoes-bagoes tjeriteranja itoe! Ija berkata, ada Toehan jang pengasih kepada orang kaja dan miskin. Kita disoeroehnja berkelakoean baik, soepaja lja sajang kepada kita. Kalau saja hendak tidoer disoeroehnja menjeboet: „Ja, Toehan jang Mahamoelija, jang Pengasih dan Penjajang! Peliharakanlah hamba didalam koernijamoe, lindoengi apalah kiranja hamba dari