Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/34

Halaman ini tervalidasi

24

Adapoen waktoe jang tiga minggoe itoe adalah lebih lama pada perasaan Bértes daripada doewa poeloeh satoe hari, ja, lebih lama lagi dari doewa poeloeh satoe minggoe di waktoe ija séhat dan 'afijat adanja. Selama ija terletak di tempat-tidoer itoe, ija merasa dirinja amat tjelaka. Sehari-hari ija berpikir-pikir mengingatkan waktoe jang telah laloe, waktoe ija ketjil dipeliharakan orang toewanja. Maka terkenang ija akan iboenja. Sekarang ija sedang sakit, dipeliharakan orang di roemah-sakit; akan tetapi tijadalah soewatoe apa jang menghiboerkan hatinja. Kalau ija mengerang tijadalah orang jang bertanja „dimanà jang sakit”, ataupoen menoendjoekkan belas-kasihan, sebagai perboewatan orang toewanja, waktoe ija sakit di negerinja. Betoel ija mendapat obat dan makan dengan tjoekoep, tetapi tidaklah ija beroléh pemeliharaan jang dengan tjinta dan sajang seperti orang-toewa memeliharakan anaknja. Dari sehari ke sehari makinlah terkenang oleh Bèrtes ketjintaan orang toewanja, jang tijada terhingga itoe.

Pada soewatoe malam, sedang ija doedoek-doedoek bersandar pada bantal jang disoesoennja, terkenang poela ija kepada orangtoewanja. Didalam roemah sakit itoe telah soenji dan senjap; semoewa orang tidoer njenjak dibawah selimoet jang tebal, karena malam itoe amat dingin adanja. Keadaan jang sepi dalam roemah sakit itoe dan soewara angin jang meraoeng disertaï hoedjan jang djatoeh rintik-rintik itoepoen merawankan hatinja, sedang ija doedoek terkenangkan kampoeng dan halaman, tempat ija tinggal tatkala hari moedanja. Perasaannja resah dan sedih; matanja tijada hendak tertidoer, karena kenang-kenangan, jang selaloe berkisar-kisar dalam otak-benaknja. Maka pada waktoe itoe tampaklah oléh mata hatinja bajang-bajang iboenja jang toewa, tempat ja berdosa dan doerhaka. Telah doewabelas tahoen ija meninggalkan tanah-airnja, beloem pernah ija berkirim kabar kepada iboenja itoe, jang doedoek dengan masgoelnja memikirkan anaknja jang toenggal itoe. Dengan kedoewa belah tangan menoetoep moekanja, Bèrtespoen menangislah tersedoe-sedoe dengan amat menjesalnja. Sekarang baroelah ija mengetahoei dosanja jang besar itoe. Setelah sedjoeroes lamanja ija menangis, maka berkatalah ija seraja bersoempah: „Ja Allah, ja Rabbi, ampoenilah kiranja dosa hamba kepada iboe hamba itoe; telah mengetahoeilah