Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/58

Halaman ini tervalidasi

46

Di djambatan Pasar-Ikan itoe ¡ja berhenti, seraja melajangkan pemandangannja ke sebelah oetara, ke laoet Djawa jang lébar itoe, jang berombak beraloen-aloen, ditjoep angin darat jang moelaï menjamboet dengan lemah-lemboetnja. Poelau-poelauan jang bertaboeran dimoeka teloek itoe, dekat dan djapeh, besar dan ketji! menjedihkan dan djoega melipoerkan hati si Djamin. Sedih hatinja karena sebentar lagi ija akan meninggalkan tanah Betawi, tanah tempat ija bermain-main soedah bertahoen-tahoen itoe; terlipoer hatinja bila ija memikirkan, ija akan berlajar melihat tanah dan negeri-negeri asing; apalagi karena ija akan terlepas daripada siksaan, jang dideritakannja sijang dan malam.

Hatta maka matahari semangkin lama semangkin djaoeh bersemboenji kesebelah barat. Machloek jang diatas boemipoen soedah bertjintakan hari malam. Boeroeng- boeroeng jang mentjari mangsanja di laoet itoe, terbang poelang mentjari tempat bermalam. Perahoe dan sampan nelajan jang datang dari laoet berlajar menoedjoe daratan, kelihatan djaoeh bersérak dimoeka air itoe, seperti boeroeng bersajap poetih tampaknja. Si Djamin berdiri bertelakoe menoengkat dagoe dengan kedoewa belah tangannja di djambatan itoe. Tijadalah ja sadarkan hari soedah moelat gelap. Sebentar-sebentar moekanja berseri-seri dan ijapoen tersenjoem karena hatinja soekatjita, memikirkan ija hendak berlajar ítoe. Akan tetapi tijada berapa lama moekanja itoe moeram kembali, karena ija teringatkan adiknja Djohan, jang disajanginja itoe. Pada ketika itoe seolah-olah terdengar oléhnja soewara adiknja itoe berseroe: ,Sampai hati abang meninggalkan adik dalam kesengsaraan ini!"

Maka teringat poela ija akan pesan iboenja: „Djamin, kalau emak tijada lagi, peliharakanlah adikmoe itoe; sekali-kali djangan engkau tinggalkan dija."

Air matanja djatoeh berlinang-linang, seraja ija berkata :

„Adikkoe Djohan! Sekali-kali abang tidak akan meninggalkan engkau."

Ketika itóe hari soedah gelap; lentera di tepi-tepi djalan besar soedah menjala. Maka teringatlah si Djamin akan poelang ke roemah. Akan tetapi oewangnja beloem tjoekoep lima poeloeh sen lagi. Dengan lambat lambat, karena peroetnja amat lapar,