Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/61

Halaman ini tervalidasi

47

ija berdjalan menoedjoe Mangga Besar. Disana ija hendak meminta-minta poela, kalau-kalau dapat mentjoekoepkan oewang lima poeloe sén itoe, soepaja boléh ija poelang ke roemah.

Didepan gedoeng gambar hidoep di Mangga-Besar itoe ija berdiri meminta-minta sedekah kepada orang jang laloe-lintas. Akan tetapi beberapa lamanja ija meminta-minta itoe tidaklah ija beroléh soewatoe apa ; orangpoen tijada ramai, karena malam itoe amat dingin ; angin bertijoep dengan tijada berhenti-henti bertjampoer hoedjan gerimis. Maka oléh sebab kedinginan dan pakaiannja jang tipis itoe soedah moelaï basah, si Djaminpoen pergilah mentjari tempat berlindoeng. Dibawah serambi seboewah roemah ija doedoek bersandar ke dinding ; kedoewa belah tangannja disemboenjikannja dibawah ketijaknja, soepaja djari tangannja jang dingin itoe agak panas sedikit. Ija merasa amat lapar dan dahaga, karena semendjak pagi tadi beloem soewatoe apa masoek peroetnja lain daripada air dingin.

„Sijapa engkau ini?” tanja seorang menghampiri dija dengan kasar. „Engkau mengapa disini! Ajo lekas! Pergi! Lekas! Bangsat!”

Dengan menoendoekkan kepala si Djamin berdjalan perlahan-lahan meninggalkan tempat itoe. Ija kotor ; roepanja njata seperti bangsat. Mémang betoel patoet orang berkata begitoe kepadanja. Pakaiannja jang boeroek dan kojak-kojak itoe soedah sebagai dimamah andjing roepanja, sehingga patoet orang tijada soeka melihat dija. Akan tetapi orang jang mentjintaï sesamanja manoesija tentoe akan menaroeh belas kasihan melihatkan si Djamin, boedak pijatoe itoe. Ijapoen tahoe djoega, ija kotor dan mesoem, tetapi apalah akan dajanja. Soedah nasibnja seroepa itoe. Sebab itoe ija tijada mendjawab perkataan orang jang mengoesir dija itoe, melainkan ija pergi sadja mentjari tempat jang lain akan berlindoeng di serambi roemah lain, dibalik-balik tonggak itoe, moedah-moedahan dibijarkan orang.

Si Djaminpoen doedoeklah. Disini tijada seorangpoen melihat dija. Opas poelisi tijada ada jang laloe disitoe. Ija doedoek memboengkoek menoengkat dagoenja diatas loetoetnja, seraja tangannja ditaroehnja diantara paha dan dadanja ; dengan djalan begitoe dapat ija memanaskan dirinja barang sedikit.

Ija menangis dengan tijada bersoewara ; air matanja jang bertjoejoeran sebagai air menitik-nitik dan mengalir diatas pipinja