Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/89

Halaman ini tervalidasi

73

Inem doedoek fermangoe-mangoe didepan médja, tijada mendjawab.

„Dimana si Djamin?" tanja si Bèrtes sekali lagi, seraja ija bangoen meninggalkan tempat-tidoer itoe.

„Saja ta' tahoe," djawab si Inem, „kemarin malam ija lari. Mémang soedah anak tjelaka; kerap kali dija begitoe."

„Bohong; si Djamin tidak lari, tapi dija paksa pergi meminta-minta, kata si Djohan dari soedoet bilik itoe, menoendjoek kepada mak tirinja dengan tijada takoet lagi.

„Toetoep moeloet!" kata si Inem sambil menghadapkan moekanja jang bengis kepada si Djohan itoe, laloe ija berkata kepada lakinja: Djangan pertjaja tjakap boedak itoe. Si Djamin mémang kerap kali lari dengan tijada setahoe saja." Akan tetapi dalam berkata -itoe moekanja beroebah, sehingga kentaralah kepada si Bèrtes, bahwa ija berkata bohong.

Maka timboellah perasaan jang sedih dan maloe didalam hatinja. Soedah begitoe djaoeh ija tersesat, sehingga ija lijada melindoengi anaknja jang doewa itoe daripada siksaan si Inem, jang selaloe berboewat sekehendak hatinja atas kedoewa boedak-boedak itoe. Sedjoeroes lamanja ija termenoeng mengingatkan, dimanakah gerangan tinggalnja si Djamin. Maka tiba-tiba terbitlah nafsoe marah dalam dadanja. lja melompat menangkap si Inem dengan tangan kirinja, sambil mengantjam dengan tindjoe kanannja, seraja ija berkata dengan marahnja: „Perempoewan koerang adjar! Apakah jang engkau perboewat dengan anak-anakkoe? Kalau koetoeroet panas hatikoe, aaah. . . . . . . . ."

„Hé, engkau hendak menikam akoe poela sekarang ini ?” kata si Inem. Baik boenoehlah, ta' ada orang jang melarang."

Dengan terkedjoet teringat oléh si Bèrtes perkelahian di Pasar Senén malam itee. Maka lemahlah sekalijan toelang-sendinja, lijada berkekoewatan lagi. Dilepaskannja léhér si Inem, seraja ija merebahkan dirinja ke tempat-tidoer.

Marah, takoet, sesal, sedih dan maloe menjakiti djiwanja, sehingga ija tijada bergaja lagi.

Marah melihat kelakoean bininja, ― takoet memikirkan apa gerangan akibat perkelahian tadi malam itoe, menjesal mengenangkan perboewatannja jang sekijan lama itoe; bini jang doeloe meninggalkan doenija, karena dija djoega; ― sedih hatinja menge-