Halaman:Si Nona Merah.pdf/77

Halaman ini tervalidasi

SI NONA MERAH ......

75

sinshe A Lioeng tida kalah mandjoernja dengen obat dokter. Tapi saja tida taoe pasti ini prempoean sering dateng di roemah-obat!”

„Djangan bohong, Mina!”

„Perloe apa saja mendjoesta, djoeragan?”

„O, ada banjak perloenja, Mina! Oepamanja boeat menoetoepin satoe resia.........!”

Mina mendadak poetjet aer moekanja dan ini sanget diperhatiken oleh twa-ienja Pek Siong.

„Resia apa, djoeragan?”

„Resia kasian pada sinshe A Lioeng jang pandang Ang Hwa seperti anaknja sendiri, padahal dia...... anaknja jang tergambar di ini kertas...... !”

Mina berdjengit mendenger toedoehan ini. Ia bangoen, tapi sang twa-ie soeroe ia djongkok lagi seraja berkata: „Mengakoe teroes terang sadja. Loe tida salah, tapi kita maoe apa-apa jang terang dan beres. Tjeritakenlah lelakonnja itoe anak.”

Berbajanglah di depan matanja Mina saorang prempoean moeda jang hendak brangkat mati, jalah Hing Nio. Ia inget pesenan madjikannja boeat simpen itoe resia, katjoeali kaloe keadaan memaksa laen.

Achirnja dengen mengeloearken aer mata, Mina permisi masoek doeloe boeat ambil apa-apa.

Satelah ia berlaloe dan tida lama moentjoel poela, ia ada bawa peti ketjil dari Hing Nio.

Mina boeka itoe dengen perlahan dan kaloearken oeang f 100.― serta tjintjin bermata berlian, tetinggalan Hing Nio. Semoea itoe ia kasi oendjoek pada Pek Siong seraja berkata: „Tjintjin ini ada kapoenjaannja iboe neng Ang Hwa, saorang njonja Tionghoa sedjati.”

„Hm......hm......hm.........” menggrendeng sang twa-ie jang djoedes.

„Iboenja neng Ang Hwa boekan orang Bandoeng, tapi orang Soerabaia. Ia ada anaknja orang harta-