Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/108

Halaman ini belum diuji baca

Berburu ke padang datar Dapatlah rusa belang kaki Berlimau perutlah dahulu; Berguru kepalang ajar Bagai bunga kembang tak jadi Berbalik surutlah dahulu. Denai akan kembali mengaji, lepaslah diri denai, lepaslah dengan hati yang suci, lepaslah dengan muka yang jerih. Selasih di kebun lama Denai meminta mematahkan Rotan diambil nak orang Pauh Entah berduru entah tidak; Kasih adik selama ini Denai meminta diikhlaskan Badan jika terdorong jauh Entah kembali entah tidak. Dengarkan sebuah lagi, Duhai adik ke ladang adik Ke ladang mudik ke lurah Bayur tidak berpucuk lagi; Duhai adik tergamang adik Hilanglah ayam tengah rumah Bendur tidak berlumpur lagi.” Si Galang Banyak lalu menangis, menangis menggerung panjang, menghempas-hempaskan diri, membentur-benturkan badan, berkata sambil menangis, “Duhai Tuan si Umbuik Mudo, jika salah denai ke tuan, jika mulut ada terdorong, jika teramun jika tersesat, jangan diletak dalam hati, denai meminta dimaafkan.” Gayung tidak disambutnya, kata tidak dijawabnya, pantun tidak dibalasnya, si Umbuik Mudo tetap berjalan. Si Galang Banyak lalu berkata, 97