Halaman:Si Umbut Muda.pdf/10

Halaman ini tervalidasi

'Lah sebentar antaranja — 'lah pulang si Umbut Muda; lalu berkatalah ibunja; „Kemana bujung sedjak tadi? Orang datang memanggil engkau — memanggil kerumah gurumu — gurumu berhelat gedang. Kini djua engkau pergi — kini djua bujung berdjalan!”

Mendjawab si Umbut Muda: „Djika begitu kata ibu — insja Allah baiklah itu! Hamba berdjalan malam kini — keranah ke Kampung Aur; ibu ambilkanlah pakaian hamba — ibu ambilkanlah kain hamba.”

Bersegera ibu si Umbut — lału masuk kebilik dalam; dibuka peti jang besar — mendentjing bunji kuntjinja — bunji menjusur awan biru; diambil pakaian si Umbut — lalu diberikan sekali.

Sesudah memakai si Umbut Muda — lalu ditakah[1] perdjalanan — dibawakan langkah lima —surut kelangkah nan empat — lalu tegak berdiri betul; dipandang-pandang tjermin gedang —ditilik bajang-bajang badan; tegak ketengah bermenung — tegak ketepi menegun; diputar tjintjin dikiri — dipaling tjintjin nan kanan. Berkata si Umbut Muda: „Ibu, udjarnja ibu! pandang benarlah oleh ibu — lihat benarlah oleh bunda — bagaimana hamba memakai —adakah elok dan tampan?”

Mendjawab ibu si Umbut: „Kalau itu jang kau tanjakan — takkan salah lagi rupanja; hanja karena pakaian hitam — tumbuh tjela dimata orang: gagak terbang, kata orang.”

Mendengar kata demikian — diganti pula pakaian — dipakai segala putih. Berkata si Umbut Muda: „Pandang benarlah bunda — tampani benar sungguh-sungguh; adakah tampan dimata bunda?”


  1. dipatut-patut

11