Halaman:Si Umbut Muda.pdf/103

Halaman ini tervalidasi

Kalau tidak ditebat orang,
'kau mandi, hamba menjauk,
supaja sama berbasah-basah,
disumur 'rang Kota Tua.
Kalau tidak dikebat orang,
'kau mati, ibu mengamuk,
supaja sama berkalang tanah,
sekubur kita berdua.”

'Lah sebentar ia menangis — lah dua bentar ia meratap — berkata si Umbut Muda: „O ibu, dengarkan ibu— o bapak, kataku bapakku! Mengapa bapak menangis djua — mengapa ibu meratap djua? Tak patut bapak menangis — tak padan ibu meratap — patut bersuka-suka hati — nan hilang sudah kembali — nan mati sudahlah hidup. Berkaul-kaullah bapak — berniat-niatlah ibu memudji kepada Allah — djangan memudji kepada hamba!”

Berkata bapak si Gelang: „Insja Allah baiklah itu! hanja nan sekarang ini bujung perlakukan kehendak hamba — bujung berilah pinta kami. Bujung kawin kini djua — bujung nikah sehari ini dengan si Upik Gelang Banjak!”

Mendjawab si Umbut Muda: „Djika itu bapak katakan — djika itu kehendak ibu — insja Allah baiklah itu!”

'Lah kawin si Umbut Muda — dihari sehari itu. Serta sudah nikah didjawat — nasi ditating orang pula — minum makan sekali lagi, serta sudah minum dan makan dibatja do'a selamat. 'Lah selesai orang mendo'a berkata bapak si Gelang: „O bujung si Umbut Muda — sebuah lagi kehendak kami — sebuah

104