Halaman:Si Umbut Muda.pdf/11

Halaman ini tervalidasi

Mendjawab ibu si Umbut:,,Djika itu engkau tanjakan tak mungkir lagi rasanja; hanja karena segala putih sedikit pula salahnja: bangau terbang, kata orang."

Mendengar kata demikian — dibuka pula pakaian itu — dilulus kain dibadan — dipakai segala merah.

Setelah si Umbut memakai, bertanja pula pada bunda: ,,Pandang benarlah bunda — lihat benar njata-njata — bagaimanakah hamba memakai ?"

Mendjawab ibu si Umbut: ,,Djika itu engkau tanjakan — kalau bagus memanglah bagus — hanjalah karena segala merah —- sebuah pula salahnja: Simpai dirimba, kata orang."

Sudah mabuk hati si Umbut — sudah rusuh kira-kiranja — mendengar djawab ibunja — tidak 'kan djadi berdjalan — hari bertambah tinggi djua. Berkata si Umbut Muda: ,,O ibu, bertanja hamba kepada ibu, apakah pakaian nan baik — bagaimana hendaknja nan 'kan elok? Tjobalah ibu katakan — tjoba tundjukkan oleh ibu !"

Berkata ibu su Umbut: ,,Djika itu nan engkau tanjakan — pakailah segala sehelai !"

Sesudah ibunja berkata — 'lah memakai si Umbut Muda — berdestar pelangi Atjeh — bukan pelangi orang kini — pelangi orang dahulunja; berbadju beledu mana dahulunja — tidaklah lusuh karena dipakai; berkain Palembang Atjeh — tidaklah lusuh karena dipakai; berkain Palembang Atjeh — bukan Palembang kini — Palembang masa nenek mojang — sudah lama turun-temurun — berpantang tjabik dipakai — sampai hantjur elok djua jang ditenun orang berparuh — jang dipegas orang beringsang — berulas lidah air — memutus kelidah api. Sudah dikenakan segala satu — berdestar

12