Halaman:Si Umbut Muda.pdf/110

Halaman ini tervalidasi

Alangkah sukanja hati kami,
anak seorang djadi berdua.

Mudik buaja berpasangan,
mudik berenang ke Singkarak.
Sepantun kasau dengan bubungan,
putus pengarang maka rerak.

Si Amat Padang Siabung,
nak lalu ke Guguk Sarai.
Berkamat kain berkabung,
'lah laluh maka bertjerai.

Tjempedak tengah halaman,
didjolok dengan empu kaki.
Djangan lama tegak dihalaman,
itu tjibuk basuhlah kaki.

'Rang Padang membawa kundur,
dibelah-belah ditanamkan.
Tingkatlah djangdjang tepiklah bandur.
djedjaki tikar kedudukan!"

Akan bagaimana pula lagi, dibasuh kaki si Umbut Muda. Sesudah kaki dibasuh — lalu naik ia sekali — mengiring orang nan banjak:

„Tidak tergetapkan, pinang,
pinang berbuah semuanja.
Tidak teratap terbilang,
datuk bertuah semuanja.

111