Halaman:Si Umbut Muda.pdf/30

Halaman ini tervalidasi

— tetapi sedikit jang merasa — jang merasa dihati hamba — patua djua dari ibu: melangkah tak sedang selangkah — berkata tak sedang sepatah — jang sekali diduakan — dua ditjukupkan tiga — tjukup tiga kata putus. Begitu djua jang biasa — begitu djua jang terpakai. Pergilah ibu sekali lagi — minta benar kata putus — djangan terasa-rasa — rasa djuga!”

Mendengar kata demikian — hilang 'akal ibu si Umbut; 'lah sesak rasa kira-kira:

Terketak terketun-ketun,
selempada didalam lubang.
Tertegak tertegun-tegun,
bitjara dibadan seorang.

Rumah gedang sembilan ruang,
puteri duduk diserambi.
Alang sakitnja bertenggang seorang,
bagai menentang langit tinggi.

Akan pergi diri 'lah malu — ta'kan pergi bak mana pula. Karena sajang pada anak — berdjalan djua nan djadi. 'Lah serentang perdjalanan — 'lah dua rentang perdjalanan — tjukup tiga rentang pandjang — hampir dekat akan tiba — tibalah ia dihalaman — dihalaman rumah si Gelang. Mengimbau ibu si Umbut: „O upik Puteri Gelang Banjak, adakah dirumah 'kau kini?”

Menindjau si Gelang Banjak — 'lah tampak ibu si Umbut — berkata si Gelang Banjak:

„Tjempedak tengah halaman,
didjolok dengan empu kaki.
Djangan lama tegak dihalaman,
itu tjibuk basuhlah kaki!”

31