Merentak kuda si Umbut — merentak meringkik pandjang — terbebar ajam dilesung — terkedjut lembu dipadang — tertjengang orang nan banjak — terkedjut bapak si Gelang — tegak berdiri ia kepintu — menindjau arah kehalaman. 'Lah tampak si Umbut Muda — 'lah turun si Gelang: Banjak — dibawa air dikendi — disongsong si Umbut Muda. Berpantun si Gelang Banjak: „O tuan, dengarkan tuan:
'Lah penat hamba mendaki,
mendaki batu berdjandjang,
bulan tak terang-terangnja.
'Lah penat hamba menanti,
'lah putih mata memandang,
tuan tak datang-datangnja!”
Mendjawab si Umbut Muda:
Anak balam atas djelatang,
hinggap diranting dalu-dalu.
Maka hamba tak kundjung datang,
berbelok djalan tempat lalu.”
Berkata pula si Gelang:
„Tjempedak tengah halaman,
didjolok dengan empu kaki,
Djangan lama tegak dihalaman,
itu tjibuk, basuhlah kaki.”
'Lah naik si Umbut Muda — 'lah sebentar ditengah rumah — 'lah dua bentar antaranja — berpantun si Gelang Banjak:
69