djadi pegawai[1] — pegawai tjepat kaki ringan tangan; lebihkan djaga dari tidur — djika malam berselimut embun — kalau siang berpajung awan ; berdjalan tak berkaki penat — kalau kelam hari bersuluh — djika hudjan hari bertudung — perintah sampaikan djuga; kalau tidak tinggal diawak."
,,Djadi apatah engkau hendaknja? Djadi djuaralah, kalau tidak — tegak dilingkung orang banjak ?" kata ibu si Umbut.
Mendjawab si Umbut Muda: ,,O ibu, udjarku ibu, bukan mudah orang djadi djuara — djuara orang tahu dituah ajam — tahu membulang dan menimbang."
,,Pergi mengadji engkau, kalau tidak ! Djadi orang a'lim dan utama."
Mendjawab si Umbut Muda: ,,Itulah nan dihati hamba benar, putjuk ditjinta ulam tiba — bagai bunji pantun orang:
Ibu perberas-beras,
terletak dalam belanga.
Ibu perderas-deras,
djangan dinanti lama-lama.
Ibu, isikanlah bekal hamba — hamba hendak pergi mengadji — hamba akan pergi berdagang — sekarang djua hamba berdjalan."
Kononlah ibu si Umbut — mendengar kata anak kandung — lekas-lekas ia berkemas — diisikan beras dibuntil — diberi emas setahil — akan bekal si Umbut mengadji. Menjembah si Umbut Muda — minta ampun kepada ibunja — lalu berdjalan ia sekali. Kemana-lah ia akan berdjalan — ialah ke Tach Simalanggang
- ↑ Pesuruh pemerintah negeri
8