Halaman:Si Umbut Muda.pdf/81

Halaman ini tervalidasi

— sepeninggal si Umbut berdjalan — 'lah sakit pula si Gelang — sakit nan tidak bangun lagi — makan tidak minumpun tidak — sakitnja lebih dari dahulu — pajah dari nan 'lah sudah. Banjaklah dukun nan mengobat — banjak tawar nan ditawarkan — banjaklah tambal nan ditambalkan — obat sudah sepenuh rumah — tawar telah bertjawan-tjawan — djangankan sembuh, bertambah pajah.

Kaju kelat tumbuh dihilir,
berurat berbanir tidak.
Obat djauh, penjakit hampir,
bertawar selilirpun tidak.

'Lah sepekan ia sakit — 'lah dua pekan ia sakit — 'lah pajah si Gelang Banjak — sudah keluh-keluh kesah. Hari itu hari Djum'at — sedang buntar bajang-bajang — sedang letih-letih andjing — sedang lengang langis orang — sedang sunji senjap unggas — sedang si tjindai bergelut — berkata si Gelang Banjak: „O bapak, dengarkan bapak — o ibu, dengarkan ibu! Imam hamba sudah berkutjak — 'lah lemah sendi tulang hamba — akan sampai adjalu'llah hamba — nan punja datang mendjemput. Beri ma'af hamba oleh bapak — beri ampun hamba oleh ibu — relakan djerih pajah bapak — relakan air susu ibu — djawat salam pada jang tinggal — hamba akan berdjalan lagi!”

Mendengar kata demikian — bandung ratap ibu bapaknja — mengempas-empaskan awak — meletjut-letjutkan badan — meruntas-runtas rambut.

Akan bagaimana pulatah lagi:

82