Sedjak semula hamba latakkan,
tidak diletak dalam padi,
batang sitaka diampaikan.
Sedjak semula hamba katakan,
tidak diletak dalam hati,
kami djuga merasaikan.
Bakar rakit di Gunung Padang.,
daun selasih bawa kepekan.
Sukar sulit kasih 'kan dagang,
awak kasih, ia berdjalan.”
'Lah sebentar orang meratap — 'lah dua bentar majat terbudjur — datang pikiran pada si Rambun — terkira akan pesan tuannja — petaruh si Umbut Muda. Berkata si Rambun Emas kepada ibu si Gelang: „O ibu, udjarku ibu! dengarkan hamba katakan — tatkala tuan Umbut 'kan pergi — berpetaruh kepada hamba. Demikian bunji petaruhnja: „Djika mati si Gelang Banjak — mati sepeninggal hamba — bawakan pajung pandji 'kau — bawakan kain akan kapannja —kuburkan kebukit Silanggung" — begitu kata tuan Umbut. Inilah pajung hamba bawa — ibu tudungkanlah pada kak Gelang; ini ada kain sekaju — akan kapan oleh kak Gelang! Kononlah sekarang ini — majat 'lah lama tengah rumah — majat'lah lama terbudjur — eloklah kita kuburkan — kepuntjak bukit Silanggung — djangan kita tangisi djua — djangan kita ratap djua!”
Mendjawab ibu si Gelang: „Djika begitu kata 'kau — kita bawa malah kesana — kepuntjak bukit Silang-gung.”
85