Halaman:Si Umbut Muda.pdf/90

Halaman ini tervalidasi

limau dibawa turun — ia berlari kepada si Umbut — serta tiba diberikannja — beroleh pula emas setahil.

Bertanja si Umbut Muda: „O bujung, anak 'rang gembala — beri lurus hamba bertanja! Siapakah punja kubur ini — diatas puntjak bukit ini?”

Mendjawab anak 'rang gembala: „Djika itu tuan tanjakan — ini lah kubur Puteri Gelang Banjak!”

Berkata pula si Umbut: „Kini begitulah oleh bujung — tolonglah hamba sekali ini — tolonglah dengan djerih pajah — tolonglah gali kubur ini — hamba beri pakaian sepersalin!”

Mendengar kata demikian giranglah hati 'rang gembala — emas dapat pakaian dapat; berlari sekali pulang berlari mendjemput tembilang — akan penggali kubur si Gelang. Ada sebentar antaranja — baliklah pula anak gembala; serta tiba ia bersiap — dibuka badju dibadan — disingsingkan tjelana tinggi-tinggi — lalu digalinja kubur itu. 'Lah sebentar ia menggali — 'lah dua bentar ia menggali 'lah tampak biang-biangan[1]. Tjukup tiga bentar ia menggali — 'lah tampak majat si Gelang — lalu ditating keatas kubur. 'Lah ditoreh kotjong kapan — 'lah tampak rupa si Gelang — rupa nan bagai orang tidur — djangankan busuk berbau tidak — djangankan gembur, lisutpun tidak; hanja sebuah sadja tjatjatnja — njawa nan tidak ada — napas dibadan nan hilang.

Berkebun kebukit Sulah,
tumbuhlah kapas muda-muda.
Meski tertimbun dalam tanah,
lamun teras membangun djua.


  1. Membajang

91