Halaman:Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali.pdf/131

Halaman ini tervalidasi

ngan makluk jahat, gunung berlawanan dengan Jaut dan seterusnya. Klasifikasi tersebut mencerminkan sifat religious masyarakat dan besar peranannya dalam pola tindakan mereka sebagai warga suatu komunitas, demikian juga peranannya dengan penataan desa atau pola menetap mereka.

Adanya kepercayaan tentang klasifikasi dunia atas dan dunia bawah, demikian juga tentang kehidupan sesudah mati dan tentang kelahiran kembali setelah mati (reincarnation), melahirkan ajaran kepercayaan tentang hukum Karma pala (buah perbuatan) yang menetapkan bahwa pala (hasil perbuatan) yang diperoleh selalu sesuai dengan karma (perbuatan) itu sendiri. Ini berarti dengan berbuat baik, maka kebaikan yang akan diperoleh dan dengan berbuat jahat atau buruk maka keburukan yang akan diperoleh. Ajaran ini memotivasi orang atau individu sebagai warga komunitas untuk berbuat baik terhadap sesamanya serta menghindarkan perbuat.an buruk terhadap satu sama lain. Dengan demikian suatu cara pengendalian sosial lewat ajaran kepercayaan mempunyai efektifitas tinggi dalam tujuannya.

2. Ajaran agama.

Ajaran agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Bali, seperti juga agama-agama besar lainnya di dunia mempunyai tiga bagian penting yaitu : filsafat, etika dan rituil. Sistem filsafatnya memberikan kepada para penganutnya pengertian dari agama itu sendiri, seperti pengertian mengenai Tuhan, sifat-sifatnya. Dewa-dewa dan kedudukan manusia di antara kehidupan agama itu sendiri. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, memberikan suatu pengertian kepada para penganutnya bahwa Tuhan itu tetap satu adanya. Manifastasi dari ke Esa annya kemudian muncul dalam pengertian Trimurti atau tiga Dewa yang berhubungan dengan kehidupan manusia sebagai penganutnya di dunia. Yaitu, Dewa Brahma sebagai pencipta, dewa Wisnu sebagai pemelihara dan dewa Siwa sebagai dewa perusak atau pemusnah. Dengan adanya ketiga dewa tersebut sebagai manifestasi keesaan dari Tuban Yang Mahaesa maka lengkapilah isi dari pada kehidupan di dunia ini, di mana manusia diciptakan untuk hidup kemudian memanfaatkan isi dunia ini untuk kehidupannnya secara serasi.

Demikian misalnya suatu peristiwa atau pekerjaan yang akan dimulai selalu menyebutkan nama kebesarannya, dan para warga tahu bagaimana dalam adat yang ada dan hidup di

121