Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/126

Halaman ini tervalidasi

102

rancak, gadang-gadang, dan lapang-lapang. Masing-masing memberikan informasi tentang kata bini, rumah dan ati. Di samping sebagai penanda intensitas, KS itu sekaligus berfungsi sebagai penanda jamak KB yang menjadi subyek KK-nya.


Jelas sekarang bahwa kedua unsur pada pola ((KK + KS)) dapat mengalami perulangan. Hanya yang perlu ditambahkan bahwa perulangan itu hanya mungkin terjadi pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain, bila KK berulang, KS tidak berulang atau sebaliknya; bila KS berulang, KK tidak berubah.

Keseluruhan kesimpulan dapat dirumuskan sebagai berikut.

:(KK + KS)) + {{-MU}} → a) (KK + KS)) b) ((KK + KS + {-MU}))


2.2.2.2.5 ((KK + KBil))

Kata bilangan, seperti duo 'dua', tigo 'tiga', dapat mengikuti KK pada pola KK + KBil.

Contoh:

  1. Otonyo baroda ampek.
    motornya beroda empat'
    'Motornya beroda empat.`
  2. Kuciangnyo baranak tigo.
    "kucingnya beranak tiga'
    'Kucingnya beranak tiga."
    Bentuk baroda ampek dapat menjadi baroda-roda ampek atau baroda ampek-ampek. Demikian pula baranak tigo, dapat menjadi baranak-ranak tigo atau baranak tigo-tigo. Yang tidak ada ialah bentuk, seperti baroda-roda ampek-ampek atau baranak-ranak tigo-tigo. Jadi, perulangan frase KK + KBil dapat dialami oleh masing-masing unsur-unsurnya selagi perulangan itu tidak terjadi dalam giliran yang bersamaan. Kumusnya:

    ((KK + KBil)) + Templat:-MU

    a) ((KK + KBil + {-MU}))

    b) ((KK + {-MU} + KBil))

    2.2.2.2 6 (KK + Kl nan))

    Pada umumnya Kl nan dapat mengalami perulangan. Perulangan itu jatuh pada setiap kata yang mengikuti kata nan, seperti dalam nan iko-iko `yang ini ini”, nan sakik-sakik yang sakit-sakit', nan manangih-na-