Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

30

Hubungan kedekatan (proximity) seperti di atas agaknya dapat dijadikan sebagai isyarat dalam menentukan pilihan BDas manjago-jagoan untuk manjagoan dan manjago-jago. Secara semantis terdapat hubungan yang sangat berjauhan antara kedua kata itu. Manjagoan 'membangunkan' menyebabkan objek yang dikenai pekerjaan itu berubah statusnya dari tidur atau tidak sadar menjadi bangun atau sadar, sedangkan manjago-jago, sama sekali tidak berpengaruh apa-apa terhadap status objek yang dikenai pekerjaan manjago-jago. Dengan demikian, terlihat bahwa bila dibedakan dengan cara pendekatan ini, agaknya dapat disimpulkan bahwa manjagoan dan manjago-jago masing-masing berada pada kelas kata yang berbeda. Perbedaan tidak begitu jelas antara manjago-jagoan dan manjagoan. Yang jelas, kedua kata ini mempunyai persamaan dalam hal efek yang dialami oleh objek yang dikenai oleh kedua perbuatan itu. Ini dapat dijadikan sebagai alasan untuk menyatakan bahwa secara semantis terdapat hubungan yang erat antara bajagoan dan bajago-jagoan, suatu hubungan yang tidak terdapat antara manjago-jago dengan manjago-jagoan.

Berikutnya, kemungkinan manggadang-gadang sebagai BDas perlu pula dibicarakan karena kemungkinan ini atas dasar bentuknya memang gramatikal. Masalahnya sekarang ialah apakah manggadang-gadang itu juga KK sebagaimana halnya manggadang-gadangan.

Contoh:

31. Caronyo datang agak manggadang-gadang.
'caranya datang agak membesar-besar'
'Cara kedatangannya agak membesarkan diri'.

Menurut Be (1977/1978) kata agak berfungsi sebagai penanda KS BM. Apabila analisis ini memang benar, dapatlah dipastikan bahwa manggadang-gadang (30) bukanlah KK, tetapi KS. Dengan demikian, terjawablah bahwa manggadang-gadang sekalipun gramatikal, tetapi berlainan kelas kata dengan manggadang-gadangan. Ini berarti bahwa manggadang-gadang kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai BDas manggadang-gadangan.

Analisis selanjutnya mengantarkan kepada kesimpulan bahwa kasus maninggi-ninggi, maitam-itam, dan mamburuak-buruak sama dengan kasus manggadang-gadang. Kata-kata itu bukan KK, tetapi KS. Ini berarti bahwa kata-kata itu tidak dapat diterima sepenuhnya sebagai BDas maninggi-ninggian, maitam-itaman, dan mamburuak-buruakan.