Halaman:Siti Kalasun.pdf/16

Halaman ini telah diuji baca

Ada sebentar antaranya, ke rumah mande Gadang, berlari Nurani ke rumah, ke rumah pula mandehnya Nurani, digelarlah tikar pandan putih, diangsurkan sirih dicerana.

Telah duduk mandeh Gadang, dikeluarkan kantong sirih, di situ berkata mandeh Gadang, “Oi Kakak makanlah sirih ini, sirih sayabawa dari rumah.”

Selesai sirih dimakan, berkata mandeh Gadang,

“Bukan saya Kinari saja
Kinari anak orang Padang;
Bukan saya kemari saja
Besar maksud mau menjelang.”

Menjawab mandehnya Nurani, berkata dengan sebuah pantun,

“Lepas dari kampung Jati
Hendak menjelang perhentian;
Apa maksud di dalam hati
Boleh senang pula penantian.”

Menjawab pula mandeh Gadang,

“Terbuka kebun di Rambatan
Terlihat dari gulang-gulang;
Kakak mempunyai ayam Kinantan
Kami mengikat hendak membawa pulang.”

Membalas pula mandehnya Nurani,

“Anak burung di atas dahan
Hinggap di pohon buah Kuini;
Saya memiliki ayam kinantan
Belum berlaga musim kini.”

Berkata mande Gadang, “Manalah Kakak Saudah, maksud datang kemari, sudah terniat dari dulu, semasa si Saba kecil, mengambil dia menjadi menantu, untuk kawan Siti Kalasun,

5