Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/11

Halaman ini tervalidasi

mendjadi boeta, tidak bisa melihat lagi, tidak bisa bédakan gelap dari terang, mérah dari poetih, sedang hatikoepoen soedah tidak mengenal keberoentoengan lagi”.

Hadidjah berhenti berkata,kata, akan menangis sesegoekan, sedang Rasminah poen djadi toeroet bersedih mendengar riwajatnya sang bibi jang bertjelaka itoe. Sesoedah berselang seketika lamanja, Hadidjah teroeskan riwajatnya :

„Ketika soedah semboeh dan boléh keloear dari roemah sakit, orang antarkan akoe poelang keroemah, dimana akoe kemoedian dapat kabar bahwa majat itoe boekan majatnya Kasimin, hanja seorang dari kampoeng Noordwijk jang memang ada mempoenjai penjakit ajan dan roepanja selagi mandi telah terserang penjakitnja dan djadi mati tenggelam. dengan pertolongannja satoe tetanggakoe akoe djoeal semoea barang dagangannja Kasimin dan pindah dari Betawi kesini, dimana akoe lantas beli roemah ini. Sedjak itoe, akoe soedah hidoep dalam kedoekaan dan penjesalan. Hiboerankoe satoe-satoenja adalah saban hari pada waktoe begini akan berdiam disini sembari menjanjikan itoe lagoe „Sorga ke-Toedjoeh” jang oleh Kasimin dianggap sebagai satoe pengoetaraan dari tjintanja padakoe. Djika lagi njanjikan lagoe itoe, akoe rasakan sebagai djoega benar Kasimin ada didekatkoe, sebagaimana katanja ketika hendak meninggalkan akoe, jang pada waktoe begini semangatnya akan datang mengoendjoengi akoe”.

Hadidjah tidak bisa teroeskan tjeritanja lebih djaoeh lagi, hanja kembali laloe menangis sesegoekan. Rasminah laloe boedjoeki sang bibi soepaja djangan terlaloe berdoeka karena koeatir itoe nanti mengganggoe kesehatannja.

Diitoe sa’at jang Hadidjah lagi toetoerkan riwajat penghidoepannja pada Rasminah, adalah Kasimin, itoe orang jang sedang ditjeritakan, poen lagi mementil

11