Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/24

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KEENAM

Dimaboek Tjinta

KETIKA mendapat taoe jang Rasminah soedah berangkat ka Betawi, Parta mendjadi kalang kaboet. Ia hendak soesoel ke Betawi, tidak tahoe Rasminah berdiam dimana. Mengingat bersarnja kota Betawi Parta merasa pasti akan soesah akan bisa tjari tempat kediamannja itoe gadis sehingga ketemoe. Karena terlaloe pikirkan Rasminah, achirnja Parta djatoeh sakit dan beberapa hari lamanja ia tidak bisa berlaloe dari pembaringan.

Dari kelakoeannja Parta, Marsiti dapat tahoe bahwa sang soeami sedang rindoei lain perempoean, satoe hal jang bikin Marsiti djadi sangat mendongkol dan koeatir. Mendongkol, karena Parta ada tjintakan lain perempoean ; koeatir, karena selempang ia nanti ditjeraikan oleh Parta.

Marsiti rawat Parta dengan teliti, hingga doea minggoe kemoedian Parta soedah bisa berlaloe dari pembaringan dan berdjalan-djalan lagi sebagaimana biasa, meskipoen parasnja masih sangat poetjat dan tidakannja oendjoek kelemahan badannja.

Parta sedang doedoek di krosi-pandjang dari medja-stelan, ketika Marsiti datang membawakan ia obat.

Karena sangat terkenangnja pada Rasminah, dalam penglihatannja Parta, jang mendatang itoe ada Rasminah, hingga ia samboet kedatangannja dengan penoeh kegirangan. Ia persilakan Marsiti doedoek, dengan panggil Rasminah padanja, hingga Marsiti djadi terkedjoet dan berkata :

„Saja ini boekannja Rasminah, hanja Marsiti”.

Mendengar perkata'an itoe, Parta mendjadi terkedjoet dan tersedar dari terkenangnja itoe. Sekarang baroelah Marsiti mendoesin bahwa Parta, soeaminja,

24