Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KESEPOELOEH

Pengarohnja oeang

APA GOENANJA akoe bajar gadji pada kau djika kau tidak bisa oeroes pekerdjaanmoe pada Doel. „Disoeroeh omongi Kasimin sadja tidak bisa beres !”

„Berkali-kali saja soedah boedjoek Kasimin akan djoeal kebonnja”, menjahoet Doel dengan merendah, „tapi tidak berhasil, hingga saja terpaksa ambil lain djalan soepaja toean bisa djoega dapatkan itoe kebon”.

„Lain djalan bagaimana ? Bilanglah lekas!” membentak Hassan.

„Itoe kebon boekan poenjanja Kasimin, hanja achli warisnja bapa Kasdam, sebab sampai sekarangpoen itoe kebon masih beloem dibalik atas namanja Kasimmin jang bandel itoe. Saja soedah tjari anaknja bapa Kasdam dan boedjoek ia akan djoeal sadja kebonnja pada toean, tapi roepanja ia masih sangsi akan toeroet boedjoekan saja, karena menoeroet katanja, bapa Kasdam soedah djandjikan Kasimin boleh berdiam dan oesahakan teroes itoe tanah sebegitoe lama Kasimin maoe”.

„Dan apa kau soedah bikin lebih djaoeh”, menanja Hassan dengan tidak sabar.

„Saja soedah adjak anaknja bapa Kasdam datang disini soepaja toean djoega bisa bitjara dan boedjoek padanja. Ia ada seorang bodoh dan kalau dikasih lihat oeang banjak tentoe sekali hatinja djadi tertarik dan soeka toeroet kemaoean toean”.

„Mana dia sekarang?” menanja Hassan.

„Ia ada diloear menoenggoe toean poenja panggilan”, menjahoet Doel dengan hati legah.

„Lekas adjak ia masoek kesini”, memerentah Hassan. Selama Doel pergi keloear akan panggil anaknja

43