Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KESEBELAS

Teroesir

KASIMIN tidak tahoe bahwa orang sedang berdaja akan tjoerangi iapoenja hak boeat mengoesahakan itoe kebon terlebih lama, sebagaimana soedah didjandjikan padanja oléh bapa Kasdam ketika hendak menoetoep mata. Waktoe itoe pendjoealan terdjadi, Kasimin sedang tidoer dengan njenjak digoeboeknja. Ia baroe dapat tahoe sadja tentang itoe pendjoealan beberapa hari kemoedian tempo Adoeng datang padanja dan menanja :

„Kalau kau berlaloe dari sini kau maoe pindah ke mana, ’bang Min ?”

„Pindah dari sini ?” menanja Kasimin dengan paras tidak mengerti. „Siapa bilang akoe maoe pindah ?”

„Boekankah ini kebon soedah didjoeal pada toean tanah oléh Kasdam ?” menegaskan Adoeng.

„Siapa jang bilang itoe ?” menanja Kasimin dengan kaget.

„Semoea orang dikampoeng tahoe jang Kasdan soedah djoeal ini kebon pada toean tanah”, berkata Adoeng. „Kasdam sekarang ada mempoenjai banjak oeang dan soedah beli djoega beberapa ékor kerbau. Katanja toean tanah maoe bersihkan ini kebon dan soeroeh 'bang Min lantas berlaloe dari sini”.

„Apa betoel Kasdam soedah djoeal ini kebon pada toean tanah ?” menanja Kasimin jang ingin tahoe doedoeknja hal dengan djelas. „Akoe tidak pertjaja jang itoe anak soedah langgar pesenan ajahnja dan djoeal ini kebon dengan tidak berdamai lebih doeloe sama akoe.”

„Astaga, ’bang Min,” berseroe Adoeng dengan sedikit sengit. „Boeat apatah saja djoestakan ’bang Min dalam ini hal ? Saja toch tidak oentoeng apa-apa kalau

46