Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/55

Halaman ini tervalidasi

Pada soeatoe hari, oentoek mengoetarakan perasa'an hatinja, Kasimin pentil guitaarnja sembari menjanji......

Sesoeatoe kesoekaran,meski bagaimana berat djoega, achirnja tentoe moesti bergilir dengan malam. Begitoepoen dengan kesoekarannja Kasimin, sebab itoe pagi kebetoelan sekali Hoesin jang sedang djalan-djalan didekat itoe tempat soedah dapat dengar njanjiannja Kasimin dan djadi ketarik dengan itoe, sebab ia sering dengar Hadidjah njanjikan itoe dan djoega tahoe jang Hadidjah sangat gemar dengan lagoe terseboet. Hoesin laloe samperkan Kasimin jang itoe ketika soedah rebahkan dirinja disatoe bale-bale. Bermoela Kasimin tidak maoe ladeni pada Hoesin, hingga pemoeda kita moesti dekatkan ia dibale-balenja dan sembari berdjongkok, berkata :

„’Bang, bangoenlah doeloe, saja maoe ada sedikit bitjara”.

Kasimin djadi mendongkol, balikkan kepalanja dan berkata dengan sedikit sengit : „Akoe taoe kaoe ini ada orangnja toean tanah, boeat apa moesti banjak bitjara lagi !”

Hoesin dengan sabar laloe menjahoet : „Saja ini boekan orangnja toean tanah. Saja hanja maoe tanja sadja apa abang kenal sama Hadidjah”.

Mendengar namanja Hadidjah diseboet, Kasimin djadi kaget, bangoen doedoek dibale-balenja dan awaskan Hoesin seketika lamanja, kemoedian menanja : „Kau ini siapa ? Dan kenapa boleh seboet namanja Hadidjah ?”

„Saja ini Hoesin” menjahoet pemoeda kita. „Makanja saja tanjakan Hadidjah sebab saja kenal satoe perempoean jang bernama demikian dan ia itoe sering soeka njanjikan itoe lagoe jang abang baroesan mainkan”.

„Kaoe kenal Hadidjah jang soeka njanjikan itoe lagoe ?” menanja Kasimin dengan kaget, sembari lom-

53