Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/100

Halaman ini tervalidasi

Seperti yang sudah kami uraikan di depan tadi, orang-orang suku Bugis dan orang-orang suku Makasar terkenal sebagai suku bangsa yang sangat patuh dan keras sekali berpegang pada adat-istiadatnya. Kalau Sultan Hasanudin bukan Anak Pattola dan memang ada yang berambisi atau merasa dirinya lebih berhak menjadi Raja Gowa, tentu ada oposisi dan pasti ada perlawanan terhadap pengangkatan beliau sebagai Raja Gowa yang ke XVI. Namun dalam kenyataannya Sultan Hasanudin dapat juga menaiki takhta kerajaan Gowa tanpa ada oposisi atau perlawanan sedikitpun dan dari manapun di kalangan orang-orang bangsawan Gowa. Apa sebab demikian? Tentunya karena beliau dianggap memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh adat, sehingga pengangkatan beliau sebagai Raja Gowa tidak mengalami oposisi atau perlawanan dari pihak manapun dan dari siapapun juga di kalangan orang-orang bangsawan Gowa.

1. Syarat yang amat penting dan sangat besar sekali pengaruhnya ialah karena oleh ayahandanya, Sultan Muhamad Said, Raja Gowa yang ke XV beliau diamanatkan untuk mewarisi pemerintahan. Pada waktu Sultan Muhamad Said Tumenanga ri Papambatunna belum wafat baginda telah mengamanatkan agar anak baginda yang kemudian terkenal sebagai Sultan Hasanudin yang menggantikan baginda sebagai Raja. Di dalam buku sejarah Gowa yang terkenal dengan nama ”Patturioloanga ri Tu Gowaya” ada ditulis tentang soal ini sebagai berikut: ”NAIA MATENAMO TUMENANGA RI PAPAMBATUNNA, TUMENANGA MO RI BALLA′ PANGKANA ASSOSSORANGI MA′GAU′. KAANA′NAI, NAIA NAPAPPASANGI” artinya kira-kira: ”Setelah Tumenanga ri Papambatunna (= Sultan Muhamad Said, penulis) wafat, maka Tumenanga ri Balla′ Pangkana (= Sultan Hasanudin, penulis) yang menggantikan baginda karena beliau memang anak baginda dan beliaulah yang diamanatkan untuk mewarisi pemerintahan ”.

Jadi salah satu faktor utama dan penting sekali yang menyebabkan Sultan Hasanuddin dapat menaiki takhta kerajaan Gowa yang agung itu, ialah karena memang beliau anak Raja Gowa yang diamanatkan oleh ayahnya untuk mewarisi pemerintahan. Seperti yang kita sudah maklum, apalagi adat pada jaman itu, kata-kata atau amanat Raja Gowa adalah Undang-Undang yang harus ditaati dan dilaksanakan. Hal ini biasanya kita jumpai terutama dalam pemerintahan kerajaan mutlak (absolute monarchie).

86