Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/109

Halaman ini tervalidasi

Sesudah itu tidak pernah lagi kerajaan Gowa diperintah oleh seorang Ratu atau Raja perempuan. Rupanya tidak seperti halnya di Luwu dan di Bone, di Gowa seorang wanita tidak diperkenankan lagi untuk menduduki takhta kerajaan. Mungkin karena selalu harus berperang, maka kerajaan Gowa lebih membutuhkan seorang laki-laki sebagai Raja.

Di sini Sultan Muhamad Said hanya mempunyai dua orang anak laki-laki, yakni:

1) I. Mallombasi Muhamad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Sultan Hasanudin. Khusus untuk keperluan uraian ini kita singkat saja dengan nama pribadinya yakni I. Mallombasi;

2) I. Atatojeng Saifulmuluk Kare Tulolo Karaeng Bonto Majannang. Khusus untuk keperluan uraian ini kita singkat saja dengan nama pribadinya, yakni I. Atatojeng.

Sekarang marilah kita coba membanding-bandingkan, manakah di antara kedua orang anak laki-laki Sultan Muhamad Said ini yang lebih berhak dan lebih memenuhi syarat untuk menduduki takhta kerajaan Gowa yang sedang berada dalam puncak kejayaan dan kebesarannya. Kedua orang anak laki-laki Sultan Muhamad Said itu bukan Anak Pattola.

1) I. Mallombasi. Ibunya seorang bangsawan dari Laikang yang bernama I. Sabbe Lo'mo' Takontu. I. Mallombasi lahir SEBELUM ayahnya menaiki takhta sebagai Raja Gowa yang ke XV.

2) I. Atatojeng. lbunya seorang dayang-dayang yang bernama I. Tanriwalu. I. Atatojeng lahir SESUDAH ayahnya menjadi Raja Gowa yang ke XV.

Di sini dapat kita lihat dengan jelas, bahwa ibu kedua orang anak laki-laki Sultan Muhamad Said itu bukan orang dari golongan Anak Karaeng Ti'no. Jadi ibu kedua orang anak itu bukan orang yang sederajat atau sama tingkat kebangsawanannya dengan ayah mereka. Dengan demikian maka baik I. Mallombasi maupun I. Atatojeng bukan Anak Pattola.

I. Mallombasi lahir SEBELUM ayahnya menjadi Raja, sedang I. Atatojeng lahir SESUDAH ayahnya menjadi Raja. Di dalam hal ini I. Atatojeng mempunyai kelebihan terhadap I. Mallombasi.

95