Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/112

Halaman ini tervalidasi

kerajaan Gowa. Beliau termashur karena pengetahuan beliau yang luas dan perhatian beliau yang besar sekali terhadap ilmu pengetahuan. Beliau mengerti dan mahir mempergunakan beberapa bahasa asing. Karaeng Pattingaloang inilah yang oleh penyair bangsa Belanda Joost van den Vondel dipuji-puji karena perhatiannya yang begitu besar terhadap ilmu pengetahuan. Karaeng Pattingaloang adalah Raja Tallo yang ke VI dan Mangkubumi kerajaan Gowa yang terkenal pula sebagai seorang yang gagah-berani dan besar sekali pengaruhnya.

Bagaimanapun juga, karena perkawinannya dengan anak seorang pembesar yang termashur dan besar sekali pengaruhnya, dengan sendirinya kedudukan Sultan Hasanudin bertambah kuat. Istri pertama Sultan Hasanudin yang bemama I. Marni Daeng sangnging ini melahirkan seorang anak laki-laki. Akan tetapi sayang sekali calon Raja Gowa ini meninggal sewaktu ia masih kecil. Kemudian I. Marni Daeng Sangnging meninggal dunia. Setelah isterinya ini wafat, maka kemudian Sultan Hasanudin, yang sementara itu telah menduduki takhta kerajaan Gowa yang ke XVI, kawin lagi dengan seorang anak perempuan Karaeng Pattingaloang yang benama I. Bate Daeng Tommi Karaenga ri Pabbineang. Setelah diperisterikan oleh Sultan Hasanudin, maka anak Karaeng Pattingaloang ini sering juga disebut Karaenga Bainea yang artinya kira-kira Sri Ratu atau yang perempuan. Seperti kita ketahui di depan tadi, gelar ”Karaenga Bainea” atau Raja yang perempuan ini dipergunakan juga oleh isteri Karaeng Tunijallo Raja Gowa yang ke XII yang menjadi ibu dari:

1) Karaeng Tunipasulu′ (Raja Gowa yang ke XIII)

2) Sultan Alaudin (Raja Gowa yang ke XIV)
Tegasnya isteri Sultan Hasanudin ini termasuk seorang wanita yang berdarah bangsawan tinggi. Oleh karena itu beliau mendapat gelar Karaenga Bainea artinya Raja yang perempuan. Bukankah beliau memang anak Raja Tallo yang ke VIII yang merangkap menjadi Mangkubumi kerajaan Gowa? Dari Karaenga Bainea atau permaisuri baginda ini Sultan Hasanudin memperoleh dua orang anak laki-laki, yakni:

1) I. Mappasomba Amir Hamzah Daeng Nguraga

2) Ahmad Daeng Arenne yang meninggal pada usia sembilan tahun.

98