Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/113

Halaman ini tervalidasi

Perlu kami singgung di sini sedikit bahwa I. Mappasomba adalah seorang Anak Pattola. Kelak, sebelum memperoleh gelar atau nama karaengnya I. Mappasomba inilah yang menggantikan Sultan Hasanudin sebagai Raja Gowa yang ke XVII.

Sekarang marilah kita kembali kepada Sultan Hasanudin dan faktor perkawinannya. Sungguhpun bukan Anak Pattola, namun di samping kelebihan-kelebihannya yang telah kami uraikan di depan tadi, perkawinan Sultan Hasanudin sampai dua kali dengan anak perempuan Karaeng Pattingaloang ini besar sekali pengaruhnya. Perkawinannya dengan anak perempuan Karaeng Pattingaloang itu memperkuat kedudukan Sultan Hasanudin sebagai Raja Gowa yang ke XVI, sehingga mungkin karena itu pula tidak ada oposisi atau perlawanan terhadap pengangkatan beliau sebagai Raja Gowa.

Dengan uraian ini jelaslah kiranya sebab-sebab yang memungkinkan Sultan Hasanudin dapat menaiki takhta kerajaan Gowa yang agung itu tanpa ada oposisi atau perlawanan, sungguhpun beliau bukan Anak Pattola. Jadi sungguhpun bukan Anak Pattola, namun Sultan Hasanudin dapat juga diterima dan disetujui oleh semua pihak untuk menduduki takhta kerajaan Gowa sebagai Raja Gowa yang ke XVI. Memang harus diakui bahwa Sultan Hasanudin mempunyai banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bangsawan-bangsawan atau pembesar-pembesar kerajaan Gowa pada zaman itu. Faktor-faktor yang telah kami uraikan tadi itulah yang melengkapi kekurangan-kekurangan baginda sebagai seorang yang bukan Anak Pattola. Jadi ibarat takaran yang tidak penuh akhirnya menjadi penuh, sehingga Sultan Hasanudin dapat menaiki takhta kerajaan Gowa yang agung itu tanpa ada oposisi dari orang-orang yang berambisi ataupun perlawanan dari pihak-pihak yang merasa dirinya lebih berhak

Bagi kita bangsa Indonesia yang hidup sekarang, Sultan Hasanudin adalah seorang PAHLAWAN NASIONAL. Gelar PAHLAWAN NASIONAL yang diberikan kepada beliau diteguhkan dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 6 Nopember 1973 No. 087/TK/Tahun 1973. Jadi dari segi pandangan Nasional Indonesia, dengan tidak mengurangi penghargaan dan hormat kita kepada Raja-Raja Gowa yang lainnya maka Sultan Hasanudin jauh lebih tinggi tingkatnya dari Raja-Raja

99