Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/114

Halaman ini tervalidasi

Gowa yang lainnya. Namun jangan heran jikalau Saudara pada suatu kesempatan yang baik dapat mengunjungi makam beliau di pemakaman Raja-Raja Gowa di Tammalate. Saudara akan melihat perbedaan yang menyolok antara makam beliau dengan misalnya makam Sultan Alaudin (kakeknya) atau makam Sultan Muhamad Said (ayahnya). Perbedaan itu nampak dengan jelas, yakni makam Sultan Alaudin dan makam Sultan Muhamad Said lebih tinggi dari pada makam Sultan Hasanudin. Apa Sebab? Karena Sultan Alaudin dan Sultan Muhamad Said naik takhta kerajaan Gowa sebagai Anak Pattola, sedang Sultan Hasanudin tidak. Jadi menurut adat kerajaan Gowa, Sultan Hasanudin lebih rendah tingkatannya baik dari Sultan Alaudin maupun dari Sultan Muhamad Said. lni adalah adat kerajaan Gowa dan janganlah hanya karena alasan tidak sesuai dengan rasa ”Nasional Indonesia” Saudara berusaha dan mencoba merombak hal ini misalnya membuat makam Sultan Hasanudin lebih tinggi, lebih megah, lebih bagus atau sebagainya dari makam Raja-Raja Gowa yang lainnya. Saudara bertindak tidak bijaksana bahkan berlaku sangat bodoh jikalau hanya dengan alasan ”karena beliau seorang Pahlawan Nasional” Saudara mau melanggar atau menginjak-injak adat Gowa dan mau merobah atau memperkosa kenyataan sejarah. Lagi pula perlu kami tegaskan di sini, bahwa hal ini dilindungi oleh Undang-Undang. Di dalam Undang-Undang itu disebutkan dengan tegas bahwa kita tidak boleh merobah bentuk atau merombak keaslian peninggalan-peninggalan bersejarah kita. Hal ini perlu kami singgung sekedar untuk menambah pengetahuan kita dan juga terutama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan mudah-mudahan tidak akan terjadi. Jadi meskipun bukan Anak Pattola, namun Sultan Hasanudin dapat juga menaiki takhta kerajaan Gowa tanpa ada oposisi maupun perlawanan.

Ancaman dan ronrongan, terutama dari pihak orang-orang Belanda (V.O.C.) yang makin merajalela di Indonesia bagian timur yang memaksa rakyat dan kerajaan Gowa untuk memilih seorang pemimpin yang kuat, berwatak dan berwibawa. Orang-oraang Belanda memang selalu berusaha untuk menyingkirkan dan menghancurkan kerajaan Gowa, karena Belanda (V.O.C.) menganggap kerajaan Gowa musuh yang sangat berbahaya dan penghalang yang besar bagi V.O.C. untuk melaksanakan monopoli perdagangannya, terutama di Indonesia bagian timur.

100