Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/12

Halaman ini tervalidasi

Sejarah perjoangan Sultan Hasanudin dapat menghidupkan kembali kejayaan jiwa laut yang perkasa dan menyalakan semangat anti penjajahan di dada putera-puteri Generasi Muda Indonesia. Selain dari pada itu sejarah perjoangan Sultan Hasanudin juga banyak mengandung pelajaran yang tidak ternilai harganya bagi kita. Seorang ahli sejarah bangsa lnggeris yang bernama Sir John Seeley menganjurkan agar supaya kita memperhatikan sejarah. Beliau antara lain mengatakan: ”We study history that we may be wise for the event”. Artinya ialah bahwa kita belajar atau mempelajari sejarah agar kita menjadi bijaksana dalam menghadapi suatu peristiwa. Jadi orang belajar atau mempelajari sejarah sekali-kali bukan hanya menghafalkan angka-angka tahun terjadinya suatu peristiwa saja. Misalnya: Tahun sekian Perang Dunia I pecah. Tahun sekian Perjanjian Bungaya ditandatangai. Tahun sekian benteng Sombaopu dihancurkan oleh Belanda (V.O.C.) dan sebagainya. Kita belajar atau mempelajari sejarah terutama agar supaya kita juga mampu bersikap bijaksana di dalam menghadapi dan mengatasi sesuatu masalah. Sejarah adalah alat yang baik sekali dipergunakan untuk menghadapi dan menyongsong masa depan yang bahagia. Dengan belajar atau mempelajari sejarah, kita akan tahu batu-batu atau kerikil-kerikil mana yang pada masa lampau telah menyebabkan kita tersandung, bahkan jatuh ke dalam jurang kehinaan. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan kita pada masa lampau melalui pelajaran sejarah, kita akan lebih bijaksana dalam menghadapi masa-masa yang akan datang. Dengan bercermin pada kita akan lebih mudah menyongsong masa depan yang bahagia. Hanya dengan demikian barulah kita dapat memetik manfaat membaca dan mempelajari sejarah perjoangan Sultan Hasanudin dan sejarah perjoangan pahlawan-pahlawan Indonesia yang lainnya.

Di dalam usaha menyusun dan menyiapkan kitab ini, kami banyak menerima bantuan yang sangat berharga dan di sini kami ingin menyatakan terima kasih kami yang tiada terhingga kepada:

(1) Gubemur Kepala Daerah Propinsi Sulawesi Selatan dan seluruh staf beliau.

(2) Gubemur Kepala Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara.

(3) Bapak Soedjadi (pada waktu itu) Panglima Komando Daerah Maritim (Kodamar) V di Makasar (Ujung Pandang) dan seluruh staf beliau.