Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/121

Halaman ini tervalidasi

benteng. Maka terjadilah pertikaian, bahkan akhirnya terjadi peperangan antara V.O.C. yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen dan Jayakarta. Orang-orang lnggeris berusaha membantu Jayakarta. Maka terjadilah pertempuran yang seru di muara Ciliwung antara pasukan-pasukan Jayakarta yang dibantu oleh orang-orang Inggeris di satu pihak dan orang-orang Belanda (V.O.C.) di lain pihak. Karena merasa dirinya belum kuat maka dengan susah-payah Jan Pieterszoon Coen terpaksa harus lari ke Maluku untuk mencari bala bantuan. Akhirnya setelah memperoleh balabantuan, maka pada tahun 1619 Jan Pieterszoon Coen berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dan menghancurkan Jayakarta. Kemudian Belanda (V.O.C.) mendirikan loji yang lebih besar dan benteng yang lebih kuat di muara Ciliwung. Jayakarta diduduki dan dikuasai oleh V.O.C. (Belanda) serta dijadikan tempat kedudukan pusat. Kemudian Jayakarta diganti namanya menjadi Batavia, yang berasal dari kata Batavieren, yakni nama bangsa yang menjadi nenek-moyang orang-orang Belanda. Demikianlah mula-mulanya V.O.C. (Belanda) mempunyai daerah kekuasaan di tanah-air kita.

Di bawah Jan Pieterszoon Coen bandar Jayakarta yang sudah sejak tahun 1621 dirobah namanya menjadi Batavia, bertambah maju dan ramai. Jan Pieterszoon Coen berusaha keras agar perdagangan Banten mundur. Untuk meramaikan Batavia Jan Pieterszoon Coen mendatangkan orang-orang dari luar, terutama orang-orang Cina. Mereka disuruh bertani agar Batavia dapat memperoleh bahan makanan. Selain berdagang dan bertani orang-orang Cina itu juga banyak yang bertukang. Orang-orang Cina memang terkenal rajin dan tekun dalam pekerjaannya. Dengan demikian Batavia makin ramai dan bersemarak.
Belanda (V.O.C.) menganggap Banten musuh yang sangat berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari pada kerajaan Mataram. Selain lebih dekat pusat kekuasaan dan kekuatannya, Banten juga tentunya selalu berusaha untuk merebut kembali wilayah kekuasaannya yang diduduki dengan kekerasan oleh Belanda (V.O.C.). Oleh karena itu maka Belanda (V.O.C.) yang memang terkenal licik berusaha mendekati kerajaan tetangga yang lain, yakni kerajaan Mataram. Untuk keperluan itu sudah sejak tahun 1614 Belanda (V.O.C.) mengirimkan utusannya yang bernama Caspar van Surck ke ibukota Mataram menghadap Raja Mataram.

107