Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/127

Halaman ini tervalidasi

perlawanan rakyat Maluku. Tidak heran jikalau rakyat Maluku yang ditindas dengan kejam dan diperlakukan seperti binatang meminta bantuan kerajaan Gowa, karena satu-satunya kerajaan besar yang dengan keras menentang monopoli perdagangan V.O.C. di Indonesia bagian timur, ialah kerajaan Gowa. Dan memang kerajaan Gowa membantu perlawanan rakyat Maluku menentang perbuatan sewenang-wenang Belanda (V.O.C.) di kepulauan Maluku.

Karena bermusuhan dengan orang-orang Belanda (V.O.C.) maka orang-orang Makasar menjual barang-barang dagangannya kepada orang-orang Portugis, orang-orang Sepanyol, orang-orang Inggeris, orang-orang Deen atau kepada orang-orang Perancis. Bahkan sering dengan harga yang murah. Seperti yang sudah kami katakan di depan tadi, harga rempah-rempah di Sombaopu sering lebih murah dari pada harga rempah-rempah di Maluku. Hal inilah yang sangat tidak diingini oleh V.O.C. Namun pada waktu itu V.O.C. tidak dapat berbuat apa-apa. Yang lebih menyakitkan hati lagi bagi V.O.C. ialah karena musuh-musuh dan saingannya seperti orang-orang Portugis, orang-orang Sepanyol dan kemudian juga orang-orang Inggeris dapat dengan bebas dan leluasa berdagang di daerah kekuasaan kerajaan Gowa.
Usaha-usaha V.O.C. untuk mengadakan perjanjian persahabatan dengan kerajaan Gowa tidak pernah berhasil. Sebab utamanya ialah karena V.O.C. selalu menuntut dan mengemukakan hak monopoli perdagangan, sedang kerajaan Gowa selalu menjalankan kebijaksanaan perdagangan yang terbuka sifatnya. Kebijaksanaan ini sangat bertentangan dengan hak monopoli yang sangat diinginkan dan selalu dikemukakan oleh V.O.C.
Kemudian J.P. Coen mengirimkan tiga buah kapal di bawah pimpinan Arent Maertsen untuk menghukum orang-orang Makasar yang melanggar peraturan-peraturan yang dibuat oleh V.O.C. Ekspedisi ini gagal sama sekali, bahkan pemimpin ekspedisi ini mati. Lalu dikirim lagi empat buah kapal di bawah pimpinan Laurens Reael. Ekspedisi inipun gagal. Karena segala usaha kekuasaannya gagal, maka Belanda (V.O.C.) mencoba menempuh jalan lain. Pada tahun 1621 J.P. Coen mengirimkan Jan Joosten ke Sombaopu dengan sepucuk surat untuk menjajagi apakah dapat diadakan perjanjian yang menguntungkan pihak Belanda (V.O.C.). Raja Gowa menerima utusan V.O.C. itu dengan ramah-

113