Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/128

Halaman ini tervalidasi

tamah dan baik. Baginda menjelaskan bahwa kerajaan Gowa bersedia bersahabat dengan bangsa apa saja, pun dengan orang-orang Belanda. Baginda juga menjelaskan bahwa memang kerajaan Gowa terbuka bagi siapapun juga, pun bagi V.O.C. Karena J.P. Coen menuntut agar supaya Raja Gowa mengirimkan seorang utusan baginda ke Batavia (Jakarta), maka perjanjian yang diinginkan oleh J.P. Coen tidak tercapai. Raja Gowa menolak untuk mengirimkan seorang utusan ke Batavia.

Orang-orang Banda yang luput dari kekejaman J.P. Coen dan terpaksa meninggalkan kampung halamannya diterima dengan baik dan dibantu oleh orang-orang Makasar. Orang-orang Banda ini sangat benci dan tidak mungkin melupakan tindakan J.P. Coen yang sangat kejam terhadap orang-orang Banda. Pada tanggal 11 Maret 1621 ratap tangis meliputi pulau Banda. Darah putera-puteranya membasahi bumi yang mereka cintai. Seluruh penduduk dimusnahkan, pulau Banda "ontvolkt" oleh tangan besi J.P. Coen (ontvolkt = dihabisi penduduknya).
Kerajaan Gowa diminta dan datang membantu rakyat Maluku yang menentang kesewenang-wenangan V.O.C. Hal ini sangat memusingkan Gubernur Maluku (Gubernur Amboina) yang bernama Herman van Speult. Karena tidak mampu menghadapi orang-orang Makasar dengan kekerasan senjata, maka Herman van Speult mendesak atasannya untuk mengadakan perdamaian dengan orang-orang Makasar. Atas permintaannya sendiri Van Speult dibebaskan dari tugasnya sebagai Gubernur Amboina. Dalam perjalanannya ke Batavia (Jakarta) van Speult singgah di pulau Buton dan menganjurkan kepada Raja Buton agar mengirimkan utusan baginda untuk turut serta dalam perjanjian yang akan dibuatnya dengan Raja Gowa. Kemudian van Speult singgah di Sombaopu. Van Speult berada di Sombaopu dari tanggal 3 sampai 10 Agustus 1625. Misi van Speult inipun gagal antara lain karena van Speult mengajukan syarat melarang orang-orang Makasar berdagang rempah-rempah, kecuali di kota Ambon di tempat mana V.O.C (Belanda) mempunyai benteng yang kuat.
Selanjutnya Sultan Alaudin menyatakan bahwa baginda mau mengadakan pembicaraan langsung dengan kerajaan Buton tanpa perantaraan orang-orang Belanda (V.O.C.). Orang-orang Belanda selalu tidak berhasil mengadakan hubungan persahabatan

114