Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/139

Halaman ini tervalidasi

(V.O.C.). Sultan Hasanudin tahu betul tentang sejarah tanah-air dan bangsanya. Sungguhpun masih sangat muda usianya, namun Sultan Hasanudin mengerti betul bahwa bahaya besar yang mengancam keselamatan kerajaan Gowa ialah V.O.C. Baginda tahu betul bahwa orang-orang Belanda (V.O.C.) selalu berusaha memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempahnya di Indonesia bagian timur. Sultan Hasanudin tetap menjalankan dan melanjutkan kebijaksanaan yang diambil serta ditempuh oleh almarhum nenek dan ayahnya (Sultan Alaudin dan Sultan Muhamad Said). Kerajaan Gowa tetap tidak mau mengakui hak monopoli perdagangan V.O.C. yang hendak dipaksakannya di Indonesia bagian timur. Sultan Hasanudin pun seperti almarhum kakek baginda (Sultan Alaudin) berpendirian bahwa Tuhan menciptakan bumi dan lautan. Bumi untuk dibagi di antara manusia dan lautan untuk dimiliki bersama, jadi bukan untuk orang-orang Belanda saja.

Setelah Sultan Hasanudin naik dan menduduki takhta kerajaan Gowa dan keadaan tidak seperti yang diharapkan oleh para pembesar V.O.C. di Batavia (Jakarta), maka hubungan antara kerajaan Gowa dan V.O.C. makin tegang dan memburuk. Para pembesar Belanda (V.O.C.) di Batavia sangat mengharapkan agar pergantian Raja Gowa dari Sultan Muhamad Said kepada Sultan Hasanudin membawa perobahan kebijaksanaan yang menguntungkan pihak Belanda. Tetapi Belanda sangat kecewa, karena kerajaan Gowa tetap menjalankan kebijaksanaan menentang monopoli perdagangan V.O.C.

Bentrokan bersenjata antara V.O.C. dan kerajaan Gowa tidak dapat dielakkan. Perang terbuka antara orang-orang Makasar dan orang-orang Belanda pasti akan terjadi. Sebab utamanya ialah: WATAK DAN KEPENTINGAN KEDUA BANGSA ITU. Orang-orang Makasar, demikian pula orang-orang Belanda terkenal sebagai bangsa pelaut dan pedagang yang ulung serta gagah-berani. Kedua bangsa itu sudah biasa dan tidak gentar menghadapi lautan yang bergelora dan penuh bahaya. Lautan yang ganas tak mengenal ampun membuat kedua bangsa itu menjadi bangsa yang berwatak keras dan tak mengenal takut. Kedua bangsa itu selalu berusaha memperluas dan memperbesar pengaruhnya dengan candang (candang = keberanian yang luar biasa, sangat pemberani). Kalau perlu, mereka tidak segan-segan

125