Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/151

Halaman ini tervalidasi

Pandir yang dihukum oleh J.P. Coen, tetapi hukuman atau siksaan itu memang sangat berat).

Namun beberapa orang penulis bangsa Belanda sendiri mengakui betapa kejamnya tindakan J.P. Coen dalam peristiwa pembunuhan dan pemusnahan yang dilakukannya di Banda. Van der Chys dalam bukunya "De vestiging van het Nederlandsche gezag over de Banda Eilanden in 1599-1626," halaman 159. antara lain menulis: "Ware voor Coen niet reeds een standbeeld opgericht, ik betwijfel of zulks nog zoude verrijzen. Aan zijn naam kleeft bloed" (terjemahannya: Jika seandainya belum ada patung yang sudah didirikan untuk J.P. Coen, maka saya sangsi apakah patung seperti itu masih patut didirikan. Pada nama J.P. Coen melekat darah). J.K.J. De Jonge dalam bukunya ”De opkomst van het Nederlandsch gezag in Oost Indie” jilid ke IV halaman 61 antara lain menulis: ”De verovering van Banda en wat daar op volgde, blijft de donkerste periode uit de geschiedenis van Coen; hij heeft er zijn naam bevlekt door een optreden dat meer dan onmenselijk genoemd moet worden, onmenselijk in alle tijden (terjemahannya: ”Penaklukan Banda dan apa yang menyusul sesudah itu, tetap merupakan babak yang paling hitam atau yang paling gelap di dalam sejarah J.P. Coen. Di situ ia (J.P. Coen) mencemarkan dan menodai namanya dengan suatu perbuatan yang harus disebut sangat tidak berperi-kemanusiaan, perbuatan tidak berperi-kemanusiaan dalam seluruh masa).

Tegasnya, amat banyak contoh dan bukti yang nyata serta tidak dapat dibantah yang menunjukkan betapa kejamnya tindakan Belanda (V.O.C.) di Maluku. Hal ini bukan tidak diketahui oleh orang-orang Makasar dan para pembesar kerajaan Gowa. Oleh karena itu maka kerajaan Gowa dan orang-orang Makasar selalu berusaha menghalang-halangi perbuatan sewenang-wenang orang-orang Belanda (V.O.C.) di kepulauan Maluku. Seperti sudah diketahui, jauh sebelum orang-orang Eropa dan orang-orang Belanda (V.O.C.) sampai ke kepulauan Maluku, bahkan sudah sejak dahulu kala banyak orang Makasar yang sudah berlayar dan berdagang ke Maluku mencari rempah-rempah. Jauh sebelum orang-orang Eropa dan orang-orang Belanda datang, sudah lama ada perhubungan dagang yang ramai antara Maluku dan kerajaan Gowa. Orang-orang Makasar yang banyak dan sering mengunjungi


137