Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/152

Halaman ini tervalidasi

kepulauan Maluku melihat dengan mata kepala sendiri keadaan dan perbuatan sewenang-wenang orang-orang Belanda (V.O.C.) terhadap rakyat Maluku. Oleh karena itu maka orang-orang Makasar dan Sultan Hasanudin sebagai Raja Gowa sadar betul dan yakin bahwa apabila orang-orang Belanda (V.O.C.) berkuasa, maka rakyat akan diperas, dibunuh mata pencahariannya dan akan menderita. Daerah Maluku dan penderitaan rakyatnya adalah bukti yang nyata dan fakta sejarah yang tidak dapat dibantah.

Demikianlah perjanjian yang dibuat antara kerajaan Gowa dan utusan Belanda (V.O.C.) Willem van der Beeck tidak menjamin hubungan baik antara kerajaan Gowa dan V.O.C. Orang-orang Belanda memang sering mempunyai maksud-maksud yang tertentu di balik perundingan atau perjanjian yang diadakannya. Belanda (V.O.C.) sering mempergunakan perjanjian itu hanya sebagai istirahat dari gempuran dan gangguan orang-orang Makasar. Tadi sudah kami katakan bahwa peperangan dengan kerajaan Gowa menelan biaya yang besar sekali dan perdagangan V.O.C. mengalami kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Di samping itu Belanda (V.O.C.) berusaha mempergunakan perjanjian yang diadakannya untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan-kelemahan musuhnya serta kalau dapat mencari orang-orang atau pihak-pihak yang bersedia bekerja-sama dengan V.O.C. Di dalam hal ini perhatian Belanda (V.O.C.) tertuju pada orang-orang Bugis yang menentang kekuasaan dan supremasi kerajaan Gowa. Tegasnya, perjanjian itu oleh V.O.C. selalu dipergunakan sebagai alat dan batu loncatan untuk menarik keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Demikianlah perjanjian yang dibuat pada akhir tahun 1655 antara kerajaan Gowa dan V.O.C. tidak panjang usianya, terutama karena Belanda (V.O.C.) memang mengandung maksud-maksud tertentu yang tidak jujur. Oleh karena itu pula maka orang-orang Makasar tetap membantu perlawanan orang-orang Maluku yang menderita dan sangat dirugikan oleh perdagangan monopoli, yang dipaksakan oleh orang-orang Belanda (V.O.C.). Orang-orang Makasar tetap menghalang-halangi orang-orang Belanda (V.O.C.) bertindak sewenang-wenang di kepulauan Maluku. Bahkan pelabuhan kerajaan Gowa terbuka bagi orang-orang asing seperti orang-orang Portugis, orang-orang Sepanyol, orang-orang Inggeris

138