Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/157

Halaman ini tervalidasi

Bastingh dan kerajaan Gowa yang diwakili oleh Karaeng Popo yang bertindak atas nama Raja Gowa (Sultan Hasanudin).

Pihak kerajaan Gowa tidak mau membicarakan soal perdamaian dengan kerajaan-kerajaan lain dengan perantaraan V.O.C. Kerajaan Ternate dan kerajaan-kerajaan lainnya itu dapat berhubungan langsung dan berunding tersendiri dengan kerajaan Gowa. Tidak perlu dengan perantaraan V.O.C.

Tentang larangan berdagang di pulau-pulau dan pelabuhan-pelabuhan Maluku "yang katanya" dikuasai oleh V.O.C. tidak disetujui oleh kerajaan Gowa. Pihak kerajaan Gowa menganggap hal itu bertentangan dengan ajaran Tuhan. Menurut kerajaan Gowa, Tuhan menciptakan bumi agar semua orang dapat hidup dan menikmati kemanfaatannya. Ataukah orang-orang Belanda (V.O.C.) menyangka bahwa Tuhan menciptakan pulau-pulau yang begitu jauh letaknya dari negeri mereka semata-mata agar orang-orang Belanda (V.O.C.) saja yang boleh berdagang di pulau-pulau itu?

Seperti yang sudah dikatakan di depan tadi, tugas Willem Bastingh gagal. Beliau tidak dapat mencapai apa yang dikehendaki oleh V.O.C. Pada tanggal 16 September 1659 Willem Bastingh berangkat menuju ke Batavia (Jakarta). Atas persetujuan dan atas idzin Sultan Hasanudin tiga orang Belanda boleh tinggal di Sombaopu, yakni seorang pembantu, seorang penterjemah dan seorang pelaut (matroos). Pembantu yang ditinggalkan itulah pada bulan Nopember 1659 menulis surat ke Batavia (Jakarta).

Pembantu itu melaporkan bahwa di Sombaopu tersebar luas berita bahwa pada tahun yang akan datang V.O.C. akan memaklumkan perang kepada kerajaan Gowa. Oleh karena itu maka kerajaan Gowa giat membangun pertahanan-pertahanan. Kerajaan Gowa mengadakan persiapan untuk menghadapi serangan V.O.C. Memang V.O.C. sudah beberapa kali memblokade dan menyerang Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa. Firasat orang-orang Makasar ini memang sangat tajam dan kemudian ternyata mengandung kebenaran. Hubungan antara orang-orang Makasar di bawah pimpinan Sultan Hasanudin dan orang-orang Belanda (V.O.C.) makin hari makin tegang. V.O.C. sangat jengkel atas sikap orang-orang Makasar yang tidak mau menuruti kehendak dan keinginan V.O.C. Oleh karena itu maka


143