Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/158

Halaman ini tervalidasi

para pembesar Belanda (V.O.C.) di Batavia memutuskan untuk menyerang kerajaan Gowa.

Dalam bulan Januari dan bulan Pebruari 1660 sejumlah besar kapal-kapal yang memang sudah dipersiapkan berangkat ke Ambon. Untuk tidak menimbulkan curiga pada orang-orang Makasar maka kapal-kapal itu berangkat sekelompok demi sekelompok. Jadi tidak sekaligus bersama-sama. Oleh V.O.C. direncanakan agar pada musim kemarau yang akan datang kapal-kapal itu berangkat dari Ambon menuju ke Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa. Sebagai pemimpin armada V.O.C. ini ditunjuk dan ditetapkanlah Mr. Johan van Dam. Jabatan Van Dam yang terakhir ialah sebagai Majoor van Batavia. Sebagai wakil van Dam ditunjuk Johan Truytman. Armada ini terdiri dari 31 (tiga puluh satu) buah kapal besar dan kecil serta membawa 2600 (dua ribu enam ratus) orang, di antaranya terdapat 400 (empat ratus) orang Ambon. Valentijn menyatakan 33 (tiga puluh tiga) buah kapal dengan anak buah 2700 (dua ribu tujuh ratus) orang. Kecuali para pemimpinnya tidak seorang anak-buahpun yang tahu ke mana tujuan armada itu.

Di dalam instruksinya Van Dam memerintahkan agar armada itu berlabuh di Tanakeke. Dari sini hanya sebuah kapal yang akan menuju ke Sombaopu untuk menjemput dan mengamankan ketiga orang Belanda yang ditinggalkan oleh Willem Bastingh. Kemudian barulah mereka akan menyerang kerajaan Gowa. Tujuan utama dari pada serangan armada Belanda (V.O.C.) itu, ialah Benteng Pannakukang, sebuah benteng yang terletak di sebelah selatan Benteng Sombaopu. Seperti sudah diketahui, Benteng Sombaopu menjadi benteng utama dan ibukota kerajaan Gowa. Benteng Sombaopu menjadi tempat tinggal Raja Gowa (Sultan Hasanudin). Benteng Ujung Pandang terletak di sebelah utara Benteng Sombaopu. Van Dam memerintahkan pula agar menghindari dan jangan menembak loji orang-orang lnggeris. Demikian rencana serangan armada V.O.C. yang dipimpin oleh Johan van Dam.

Pada tanggal 12 Mei 1660 armada V.Q.C. yang dipimpin oleh Van Dam meninggalkan kota Ambon. Mula-mula mereka menuju ke pulau Berbite, sebuah pulau di sebelah timur-laut pulau Flores. Di pulau itu mereka mengambil air dan bahan-bahan yang segar. Barulah diberitahukan kepada anak buah armada


144