Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/166

Halaman ini tervalidasi

dan tidak jujur berhasil juga menciptakan sebuah perjanjian yang sedemikian rupa seolah-olah pada waktu itu kerajaan Gowa di pihak yang takluk atau menyerah tanpa syarat. Di dalam perjanjian itu dengan jelas tercantum pasal-pasal yang sangat merendahkan dan merugikan kerajaan Gowa. Dengan ini jelas sekali bahwa perjanjian yang dibuat antara Karaeng Popo sebagai wakil Sultan Hasanudin dan Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker di Batavia (Jakarta) ini dibuat dengan cara yang tidak jujur di pihak Belanda.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada Karaeng Popo yang mewakili Sultan Hasanudin, kami sangat heran dan sukar dapat menerima mengapa sampai perjanjian yang sangat merugikan dan merendahkan martabat kerajaan Gowa, dapat tercapai. Padahal pada waktu itu kerajaan Gowa masih memegang supremasi di bagian timur Indonesia. Apakah mungkin karena kurang paham dan kurang berpengalaman dalam diplomasi dan perundingan-perundingan yang bertaraf internasional, maka dengan penuh kepercayaan baik terhadap "maksud-maksud jujur" pihak Belanda, beliau menanda-tangani perjanjian itu. Di dalam "Buku Harian Raja-Raja Gowa dan Tallo" yang telah kami sebutkan tadi, hanya tercantum bahwa Karaeng Popo pergi ke Jakarta (Batavia) untuk membeli kembali Pannakukang. Jadi tugas utama Karaeng Popo yang mewakili Sultan Hasanudin ialah agar Pannakukang kembali ke tangan kerajaan Gowa. Inilah yang menjadi tugas dan tujuan utama dari pada Karaeng Popo ke Batavia. Pokoknya asal Benteng Pannakukang dapat kembali ke pangkuan kerajaan Gowa Jadi mungkin juga Karaeng Popo sebagai wakil Sultan Hasanudin kurang teliti. Beliau kurang menyadari betapa besar kekuatan dan akibat hukum dari pada perumusan-perumusan yang tercantum pada pasal demi pasal perjanjian itu. Pokoknya asal ada disebutkan bahwa Pannakukang akan kembali kepada kerajaan Gowa. Pasal-pasal yang lainnya tidak begitu dihiraukan lagi setelah soal kembalinya Benteng Pannakukang kepada kerajaan Gowa disetujui oleh Belanda (V.O.C.). ltulah yang menjadi tujuan utamanya ke Batavia. Keadaan jiwa dan jalan pikiran Karaeng Popo seperti itulah yang dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh V.O.C. untuk menciptakan rumusan-rumusan perjanjian yang menguntungkan V.O.C. Mungkin juga ada tekanan atau pengaruh psykhologis di Batavia yang pada waktu itu menjadi pusat kekuasaan dan

152