Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/167

Halaman ini tervalidasi

kekuatan V.O.C. Misalnya dengan bujukan-bujukan dan kata-kata serta pelayanan yang menawan hati. Mungkin pula dengan janji-janji yang muluk-muluk yang memang sudah direncanakan oleh pihak Belanda (V.O.C.). Di dalam hal ini orang-orang Belanda (V.O.C.) memang mahir dan sangat lihai. Dalam suasana dan dalam keadaan yang demikianlah Karaeng Popo menanda-tangani perjanjian yang jelas, tapi mungkin tidak disadarinya, sangat merugikan pihak kerajaan Gowa yang diwakilinya.

Suatu pertanyaan yang besar yang timbul pada kita, ialah mengapa perjanjian yang sangat menguntungkan pihak Belanda (V.O.C.), tetapi sangat merugikan kerajaan Gowa itu justeru harus dibuat dan ditanda-tangani di Batavia. Mengapa tidak di Gowa atau di Sombaopu saja. Melihat betapa gigihnya Sultan Hasanudin dan kerajaan Gowa menentang maksud angkara murka Belanda (V.O.C.) di daerah-daerah Indonesia bagian timur, maka amat sukar diterima bahwa Sultan Hasanudin dan orang-orang Makasar mau menyetujui dan menerima perjanjian seperti itu. Apalagi jikalau Sultan Hasanudin dan orang-orang Makasar yang baginda pimpin memahami sepenuhnya pasal-pasal yang tercantum di dalam perjanjian yang sangat merugikan pihak kerajaan Gowa itu. Pada waktu "Perjanjian Batavia" ini ditandatangani, kerajaan Gowa masih tetap merupakan sebuah kerajaan yang kuat serta jaya di Indonesia bagian timur. Pada waktu itu Gowa bukan sebuah kerajaan yang takluk atau bertekuk lutut dan menyerah tanpa syarat.

Kita sudah tahu bahwa Belanda (V.O.C.)lah yang sangat berkepentingan dengan suasana damai. Kita juga tahu bahwa orang-orang Belanda (V.O.C.) sangat bergembira jikalau dapat hidup di dalam suasana damai dengan orang-orang Makasar (kerajaan Gowa) di daerah Indonesia bagian timur. Amatlah sukar bagi kita untuk percaya bahwa perjanjian itu betul-betul dibuat dengan maksud dan tujuan berdamai yang jujur. Berlayar dan berdagang tanpa diganggu atau dimusuhi oleh orang-orang Makasar saja sudah dapat memberi keuntungan yang tak ternilai harganya kepada Belanda (V.O.C.). Pelaut-pelaut Makasar yang gagah-berani sangat disegani di daerah Indonesia bagian timur.

Di depan tadi sudah dikatakan bahwa Belanda (V.O.C.) terpaksa harus merubah siasatnya, yakni siasat mempergunakan

153