Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/174

Halaman ini tervalidasi

(3) Pada malam tanggal 24 Desember 1664 kapal Belanda ”De Leeuwin” memasuki perairan kerajaan Gowa. Seperti diketahui, kapal inilah yang membawa Aru Palaka dengan kawan-kawannya dari Buton ke Batavia. Kapal Belanda itu dikejar oleh armada kerajaan Gowa. Kemudian kapal itu kandas di pulau Dayang-Dayangan di sebelah selatan Benteng Pannakukang. Dari seluruh anak buah kapal Belanda itu ada 40 (empat puluh) orang yang mati tenggelam karena melompat sewaktu dikejar dan hendak ditangkap. Yang lainnya sebanyak kurang lebih 162 (seratus enam puluh dua) orang yang masih hidup ditawan dan diangkut ke Sombaopu.

Kemudian pihak Belanda menuduh bahwa kapal ”De Leeuwin” memuat sebuah peti yang berisi uang perak sebanyak 1425 (seribu empat ratus dua puluh lima) ringgit Belanda. Peti itu, kata Belanda dirampas oleh orang-orang Makasar yang mengejar kapal itu. Belanda (V.O.C.) berulang kali menuntut agar uang itu dikembalikan. Akan tetapi kerajaan Gowa menolak tuntutan Belanda (V.O.C.) itu.

Segala barang sitaan yang berasal dari musuh adalah hak milik kerajaan Gowa. Kapal Belanda itu dengan sewenang-wenang melanggar perairan kerajaan Gowa. Bukankah pula kapal ”De Leeuwin” ini yang mengangkut Aru Palaka dan kawan-kawannya yang memberontak terhadap kekuasaan kerajaan Gowa? Apakah perbuatan Belanda (V.O.C.) melindungi pemberontak dan musuh kerajaan Gowa untuk kelak bersama-sama menyerang dan memerangi kerajaan Gowa bukan suatu tindakan permusuhan?

(4) Kemudian Belanda (V.O.C.) mengirim Cornelis Kuyff dengan 14 (empat belas) orang anak buahnnya untuk memeriksa keadaan kapal ”De Leeuwin” yang kandas itu. Akan tetapi kedatangan orang-orang Belanda itu tanpa izin dan tanpa sepengetahuan Raja Gowa. Oleh karena itu maka setibanya orang-orang Belanda itu di sana, mereka dikepung oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa yang menjaga tempat itu. Pasukan Gowa itu memerintahkan agar orang-orang Belanda itu menyerah. Akan tetapi orang-orang Belanda yang congkak itu menolak. Bahkan mereka mau melawan. Maka terjadilah pertempuran antara orang-orang Belanda itu dan pasukan-pasukan Gowa yang menjaga daerah itu. Akhirnya semua orang Belanda yang tidak mau menyerah itu dibinasakan oleh pasukan-pasukan kerajaan Gowa. Peristiwa-


160